"Jangan sampai lagi masyarakat mendadak menjadi korban akibat banjir, longsor tiba-tiba. Ini mohon yang di sepanjang daerah aliran sungai, ini diperkuat komunikasinya. Kemudian diingatkan lagi evakuasi keluarganya," ungkapnya dengan nada khawatir.
Ia menggambarkan betapa cepatnya bencana itu terjadi. "Ini longsor biasanya terjadi tiba-tiba. Hitungannya detik. Dan ketika longsor, itu golden time-nya sangat pendek," jelasnya.
Karena itulah, patroli proaktif mutlak diperlukan. Suharyanto memberi contoh konkret: bila hujan deras sudah mengguyur lebih dari dua jam, tim harus segera bergerak memeriksa daerah rawan. Sebab, saat longsor datang, warga hampir tak punya kesempatan untuk menyelamatkan diri.
"Jarang sekali masyarakat yang sudah terkena longsoran itu bisa menyelamatkan diri," katanya.
"Nah ini mohon, contohnya hujan deras lebih dari 3 jam, lebat, jaraknya 100 meter objek di depan mata tidak terlihat. Itu warga yang berada di lereng-lereng itu harus segera diungsikan," tutupnya tegas. Titik rawan itu harus segera dikosongkan, sebelum segalanya terlambat.
Artikel Terkait
Dua Tersangka Ditetapkan dalam Kasus Pengusiran Paksa Nenek 80 Tahun di Surabaya
Jalanan Lampung Jadi Ladang Kejahatan Sepanjang 2025
Golkar Usulkan Pilkada Kembali ke DPRD, Ini Skema Barunya
Ritual Misterius di Candi Siwa Prambanan Picu Polemik