Cuaca menjadi lawan utama di lapangan. Menurut Fathur, kondisi alam sama sekali tidak bersahabat.
“Gelombang tinggi, antara 0,25 sampai 1,5 meter. Arus di sekitar Perairan Pulau Padar juga kuat. Ditambah hujan lebat yang mempersempit jarak pandang,” terangnya.
Meski dihantam kendala bertubi-tubi, semangat tim di lapangan tak surut. Mereka tetap melakukan penyisiran menggunakan sejumlah armada: Kapal RIB Pos SAR Manggarai Barat, Sea Rider KSOP Labuan Bajo, RIB Lanal Maumere, RIB Ditpolair Polda NTT, hingga Kapal KPC Ditpolair Polda NTT. Upaya difokuskan di Perairan Utara Pulau Padar.
Kronologi musibah ini bermula saat KM Putri Sakinah berangkat dari Pulau Komodo sekitar pukul delapan malam, menuju Pulau Padar. Kapal itu sedang menjalani perjalanan wisata. Namun, baru setengah jam berlayar, ombak besar menghantam. Kapal mengalami mati mesin dan akhirnya tenggelam.
Begitu informasi kecelakaan diterima, respon pun bergerak cepat. Tim SAR Gabungan segera meluncur dengan RIB Pos SAR Manggarai Barat. Malam itu juga, tiga penumpang berhasil dievakuasi oleh Kapal Nepton yang kebetulan ada di sekitar. Empat orang lainnya berhasil diselamatkan oleh tim SAR gabungan. Tapi, untuk empat nama terakhir, laut masih menyimpan misteri.
Artikel Terkait
Dua Maling Motor Bersenjata Api Digagalkan Patroli di Kedoya
Jakarta Ganti Kembang Api dengan Drone untuk Sambut 2026
Jembatan Darurat Krueng Tingkem Akhirnya Beroperasi, Akses ke Banda Aceh Kembali Terhubung
Karpet Merah untuk WN China di Indonesia: Pemicu Insiden Ketapang dan Ancaman bagi Nasionalisme?