Ini yang menarik. Bagi yang lupa, atau mungkin enggan mengingat, Yesus Kristus lahir di tanah Palestina. Coba bayangkan jika Ia hidup hari ini. Menurut kalian, di mana Dia akan berada? Apakah di tengah ribuan keluarga Gaza yang kedinginan dan kelaparan di kemah-kemah darurat? Atau justru duduk rapi di ruang komando bersama Netanyahu?
Pertanyaan itu bukan cuma retorika kosong. Di luar sana, banyak orang yang merasakan hal serupa. Sebuah unggahan di media sosial menggambarkannya dengan gamblang: jika Maria dan Yusuf berangkat ke Betlehem hari ini, perjalanan mereka akan terhalang 15 pos pemeriksaan Israel dan tembok setinggi 30 kaki. Gambar itu beredar luas, disertai komentar-komentar pedas.
Unggahan lain hanya menambahkan, “Ini benar-benar terjadi,” seolah mengonfirmasi betapa absurdnya situasi sekarang jika dibandingkan dengan kisah Natal yang sejati.
Bahkan di Times Square, New York, nuansa protes itu muncul. Sebuah billboard raksasa memajang pesan Natal yang menyentil hati nurani, mengingatkan semua orang tentang konteks kelahiran Yesus yang sesungguhnya. Foto billboard itu pun viral, memicu perdebatan dan mudah-mudahan sedikit perenungan.
Jadi, di hari yang seharusnya penuh kasih ini, pesannya sederhana: di mana posisi kita? Berdiri di sisi tenda yang bocor, atau berpaling dari jeritannya?
Artikel Terkait
Ampera Dikarantina Tiga Jam Demi Malam Tahun Baru yang Kondusif
Deru Soroti Truk ODOL sebagai Biang Kerusakan Jalan Sekayu–Muara Beliti
Lampu-Lampu di Tengah Lumpur: Semangat Pemulihan Aceh Tamiang Tak Padam di Malam Gelap
Enam Jembatan Bailey di Aceh Rampung, Akses Darat Mulai Pulih