Dari Jakarta, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyampaikan pesannya secara virtual. Waktu itu Jumat sore, tanggal 26 Desember 2025. Agenda utamanya? Membahas hasil perbaikan usulan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Universitas Sriwijaya untuk tahun 2026. Selaku Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Unsri, Tito punya pesan kunci: kreativitas, inovasi, dan yang tak kalah penting, kemandirian fiskal harus jadi prioritas.
Menurutnya, peran MWA itu strategis. Sesuai aturan, fungsinya adalah pengawasan dan penetapan kebijakan non-akademik. Nah, di sinilah perlunya sistem yang solid. Tito menekankan, harus ada mekanisme checks and balances yang sehat antara tiga pilar: MWA, Senat Akademik, dan tentu saja, Rektor.
“Kompak, sistem membuat sistem yang baik sehingga terjadi check and balance antara tiga unsur ini,” tegasnya.
Harapannya jelas. Tito ingin Unsri tidak jalan di tempat. Dia mendorong agar kampus ini bisa melakukan lompatan kemajuan, naik kelas menjadi PTN unggulan. Bukan cuma di Sumsel, tapi juga di kancah nasional.
“Kita sangat berharap ada tidak hanya sekadar regular, tapi ada lompatan-lompatan kemajuan yang membuatnya bisa naik kelas,” ujarnya.
Untuk mencapainya, pola pikir business as usual harus ditinggalkan. Tito mendorong Rektor dan jajarannya untuk lebih inovatif dan berani membuat terobosan.
“Mulai dari Pak Rektor yang inovatif, kreatif, cerdas. Kemudian memiliki terobosan-terobosan yang bukan business as usual, yang regular-regular saja,” katanya.
Artikel Terkait
Islah di Tubuh NU: Jargon atau Agenda Perbaikan Nyata?
Duel Sengit di City Ground: Forest Hadang Laju Manchester City di Boxing Day
Belanda, Kunci Akhir Polemik Ijazah Jokowi
Mencari Makna Islah di Tubuh NU: Lebih dari Sekadar Ajakan Berdamai