Ia melanjutkan, “Kami kan tidak merayakan Natal. Daripada tokonya tutup dan sepi, kenapa tidak dimanfaatkan saja untuk hal yang berguna? Jadi ya, kami putuskan untuk berbagi.”
Di sisi lain, aksi sederhana ini punya makna yang dalam. Fish and chips sendiri bukan sekadar makanan. Hidangan ikonik Inggris yang terdiri dari ikan goreng tepung dan kentang goreng tebal ini sudah jadi simbol kenyamanan sejak abad ke-19. Menikmatinya di hari Natal, apalagi secara cuma-cuma, tentu membawa kehangatan tersendiri.
Foto-foto yang beredar menunjukkan antrean dan senyum para penerima. Suasana di dalam toko terlihat hangat, jauh dari kesan formal. Sepertinya, bagi banyak orang yang datang, seporsi fish and chips gratis itu lebih dari sekadar makan siang. Itu adalah pengingat bahwa di tengah perbedaan, masih ada rasa peduli.
Artikel Terkait
Mahasiswa IT Jadi Tersangka Teror Bom ke 10 Sekolah di Depok, Motifnya Patah Hati
Islah di NU: Bukan Sekadar Jargon, Tapi Agenda Perbaikan yang Nyata
Surat Umar bin Khattab yang Mengalirkan Kembali Sungai Nil
DPO Lampung Tewas Usai Baku Tembak dengan Polisi di Jalan Sutami