Pada Kamis malam, waktu setempat, wilayah barat laut Nigeria menjadi sasaran serangan udara Amerika Serikat. Targetnya adalah kelompok militan yang dikaitkan dengan ISIS. Langkah ini, menurut pengakuan resmi, dilakukan atas permintaan pemerintah Nigeria sendiri.
Presiden Donald Trump tak lama kemudian mengonfirmasi aksi militer itu. Dalam sebuah unggahan di Truth Social, ia menyatakan serangan itu sebagai respons atas kekerasan yang menimpa umat Kristen.
"Malam ini, atas arahan saya sebagai Panglima Tertinggi, Amerika Serikat melancarkan serangan yang kuat dan mematikan terhadap Teroris ISIS di barat laut Nigeria," tulis Trump.
Ia menambahkan, kelompok itu telah "menargetkan dan membunuh secara kejam, terutama, umat Kristen yang tidak bersalah, pada tingkat yang belum pernah terjadi selama bertahun-tahun, bahkan berabad-abad!"
Menurut Komando Afrika AS, lokasi serangan berada di negara bagian Sokoto. Beberapa militan dilaporkan tewas dalam operasi tersebut. Sebuah video yang dirilis Pentagon memperlihatkan momen peluncuran setidaknya satu proyektil dari kapal perang, menggarisbawahi skala operasi ini.
Sebenarnya, ancaman intervensi militer AS sudah mengudara sejak Oktober lalu. Trump berulang kali memperingatkan kondisi minoritas Kristen di Nigeria yang kian memprihatinkan. Ancaman itu kini menjadi kenyataan.
Di sisi lain, bagaimana tanggapan Nigeria? Ternyata, pemerintah setempat justru mendukung penuh aksi ini.
Artikel Terkait
Habib Rizieq Sindir Pembisik Istana, Desak Prabowo Tetapkan Bencana Nasional
Burhanuddin Guncang Peta Kejaksaan, 68 Pejabat Kena Mutasi
Pemilik DA Club 41 Bantah Pelanggaran, Sebut Penyegelan Sepihak dan Intimidasi
Jokowi dan Ijazah yang Tak Kunjung Usai: Pemaafan atau Pengalihan?