Mengapa Ingat Mati Justru Jadi Tanda Kecerdasan Sejati?

- Rabu, 24 Desember 2025 | 14:50 WIB
Mengapa Ingat Mati Justru Jadi Tanda Kecerdasan Sejati?

Melalui lisan Rasulullah Saw., Allah SWT memberi tahu kita tentang ciri orang yang cerdas. Bukan yang punya IQ tinggi atau titel akademik segudang. Tapi, orang yang paling sering mengingat mati. Dan karena ingat itu, dia sibuk mempersiapkan bekal.

Kenapa? Orang yang cerdas paham betul. Hidup setelah kematian itulah kehidupan yang sebenarnya. Sebuah kehidupan abadi. Dan untuk hidup yang abadi, tentu butuh bekal yang juga abadi. Bekal itu adalah amal saleh yang kita kumpulkan sekarang, di dunia ini. Bukan nanti saat kita sudah dibangkitkan kembali.

Nah, akhirat itu tempat kita memetik hasil. Hasil dari apa? Dari perjuangan kita beramal saleh selama di dunia. Amal-amal baik itulah yang akan berubah menjadi bekal abadi kita di sana.

Lalu, amal saleh seperti apa? Ini bukan sekadar perbuatan baik secara umum. Amal saleh punya dua syarat utama. Pertama, niatnya harus ikhlas, hanya karena Allah SWT. Kedua, caranya harus benar, mengikuti contoh yang diajarkan Rasulullah Saw. Jadi, ada pakemnya. Bukan asal-asalan.

Maka, manusia cerdas itu ya manusia yang hidupnya dipenuhi dengan amal saleh. Dia semangat menjalankan syariat Islam secara menyeluruh. Shalat, puasa, zakat, sampai haji. Juga menuntut ilmu, berdakwah, bahkan berjihad di jalan Allah. Semua dilakukannya dengan senang hati, semata-mata untuk meraih ridha-Nya.

Intinya, orang cerdas adalah orang yang menemukan jati dirinya. Dia sadar bahwa dirinya adalah makhluk ciptaan Allah. Dan sebagai makhluk, sudah seharusnya dia tunduk dan patuh pada Sang Pencipta.

Orang cerdas itu orang yang beriman kepada Allah SWT dengan penerimaan total. Menerima seluruh syariat-Nya tanpa banyak "nanti" dan "tapi". Dia rela diatur hidupnya oleh hukum Islam yang kaffah. Dia juga mampu menundukkan hawa nafsunya, demi ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Dengan semua itu, barulah dia bisa mempersiapkan bekal dengan benar. Bekal untuk kehidupan abadi di akhirat nanti.

Rasulullah Saw. pernah bersabda dalam sebuah hadits:

“Dari Ibnu Umar berkata: dahulu aku sedang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu datanglah kepada beliau seorang lelaki dari kaum Anshar... Lalu lelaki itu bertanya lagi: siapakah di antara orang-orang beriman yang paling cerdas? Beliau menjawab: yang paling banyak mengingat kematian, dan yang paling baik persiapannya menyambut kematian, mereka itulah orang-orang yang cerdas.” [HR. Ibnu Majah].


Halaman:

Komentar