Beberapa contohnya seperti ini:
“Aura Kasih makan semangka,
Aslinya ih, nggak nyangka.”
“Aura Kasih beli paku,
Terima kasih sudah ngaku.”
“Aura Kasih makan ongol-ongol,
Terima kasih bapak sudah nongol.”
Pantun-pantun itu jadi semacam ekspresi publik. Sebuah reaksi spontan terhadap pengakuan yang begitu personal dari seorang figur publik.
Lalu, apa sebenarnya alasan Atalia menggugat cerai? Di sisi lain, kuasa hukumnya, Deri Agusfriansa, bersikukuh bahwa tidak ada orang ketiga dalam kasus ini.
“Dalam gugatan cerai tidak ada pihak ketiga. Ini murni keputusan bersama,” tegas Deri.
Ia menyebut keputusan berpisah itu diambil dengan kesepakatan, secara baik-baik. Tapi tentu saja, perceraian setelah 29 tahun membina rumah tangga dan dikaruniai dua anak kandung plus satu anak angkat tetap mengejutkan banyak orang.
Rumah tangga mereka memang sudah lama jadi sorotan. Berbagai isu pernah menerpa, dari perselingkuhan hingga kabar anak yang akhirnya dibantah lewat tes DNA. Sepanjang itu, Atalia sering dilihat publik sebagai pihak yang tabah, selalu mendampingi suaminya di kala sulit.
Namun, semua itu berakhir pada 17 Desember 2025. Saat itulah Atalia resmi mengajukan gugatan cerainya ke Pengadilan Agama Bandung, mengakhiri sebuah babak panjang yang penuh lika-liku.
Artikel Terkait
Kejagung Serahkan Rp 6,6 Triliun ke Kas Negara, Begini Cara Mengamankan Uang Sebanyak Itu
Malam Khidmat di Katedral, Ribuan Umat Padati Misa Natal
DDII Jabar Tegaskan Sikap: Imbau Umat Islam Hindari Ucapan dan Atribut Natal
Setahun Memimpin, Prabowo Tegaskan Kunci Pemerintahan Efektif Ada di Meritokrasi