Karena itu, pria yang akrab disapa Prof. Didin ini berharap keterangan resmi dari Kemenag itu benar adanya. Jangan sampai malah memantik polemik baru. Baginya, perdebatan panjang soal kegiatan semacam ini seringkali tidak membawa manfaat. Malah berpotensi menambah runyam persoalan yang sudah ada.
Sebenarnya, isu ini sendiri sempat mencuat ke permukaan. Pemicunya adalah pernyataan Menteri Agama Nasaruddin Umar, yang mengatakan Kemenag akan menggelar perayaan Natal bersama untuk pertama kalinya. Saat itu, langkah itu disebut sebagai bentuk konkret merawat kerukunan di tengah keberagaman.
Di sisi lain, Prof. Didin juga menyentuh soal kepemimpinan. Ia punya pandangan yang jelas. Konsep netralitas, menurutnya, sering kali disalahpahami. Dalam pandangannya, seorang pemimpin justru harus berani berpihak. Tentu saja, berpihak pada kebenaran.
Lebih jauh, ia mengingatkan peran khusus pemimpin Muslim. Mereka, kata dia, punya tanggung jawab dakwah yang melekat. Setiap pemimpin, sebelum menduduki jabatan apa pun, pada hakikatnya adalah seorang dai.
Artikel Terkait
KH Maruf Amin Mundur Ganda: Tinggalkan Kursi Dewan Syuro PKB Usai Lepas Jabatan di MUI
PHK 2025 Tembus 79 Ribu, Menteri Purbaya Soroti Warisan Ekonomi yang Tak Bagus
Serah Terima Jabatan Menpora Malaysia Berlangsung di Tengah Kemeriahan SEA Games Bangkok
BPSDM Kalbar Siapkan Kawah Candradimuka Digital untuk ASN