Nah, terkait rencana Presiden Prabowo yang ingin membuka lahan sawit di Papua, Ahok punya pandangan khusus. Dia mengaku tidak masalah jika sawit ditanam di lahan bekas tambang yang sudah tandus. Seperti di Belitung atau Malaysia, di mana sawit justru tumbuh di bekas 'tailing' timah.
Menurut dia, membuka hutan hujan Papua untuk dijadikan perkebunan monokultur adalah langkah yang keliru. Flora dan fauna endemik akan terancam. "Ini akan membawa bencana lagi seperti di Sumatra, karena (kebun sawit) di Sumatra sudah melampaui batas," ucap Ahok.
Di sisi lain, dia mengakui bahwa banyak negara maju dulu membangun kekayaannya dengan mengeksploitasi alam. Tapi ada beda besar. Negara-negara itu punya sistem ekonomi dan pajak yang solid. Hasil pajaknya bisa menjamin warganya di hari tua.
Kondisi Indonesia? Sudah lama mengeksploitasi sumber daya, tapi hasilnya tak sepenuhnya kembali ke rakyat. Sistem jaminan sosial masih lemah.
Dia juga menyoroti China yang meski pernah menebang hutan, kini giat melakukan reboisasi. "Nah kita cuma potong saja, hutan lindung pun disikat, dicuri, dan pura-pura nggak ada yang tahu," sambungnya.
Pada akhirnya, Ahok menegaskan sikapnya. Dia menentang keras penanaman sawit di hutan alam Papua. Namun, untuk lahan-lahan kritis bekas tambang, dia masih bisa menerima.
Artikel Terkait
Napas Lega di Pantai Cermin: Puskesmas Kembali Berdenyut Usai Banjir Melanda
Menteri Agama: Negara Tak Perlu Campuri Polemik Internal NU
BMKG Waspadakan Hujan Lebat Landa Nataru 2026 Akibat Monsun Asia
Dapur Brimob di Kuala Simpang: 300 Porsi Makanan dan Ribuan Liter Air Bersih untuk Pengungsi Banjir