Status siaga III sudah berkibar di Gunung Merapi. Artinya, aktivitas pendakian dilarang keras. Tapi, larangan itu rupanya tak dihiraukan oleh tiga orang pendaki nekat. Dan, seperti yang kerap terjadi, kenekatan itu berujung petaka.
Sabtu (20/12) lalu, kabar buruk datang dari lereng Merapi. Dua dari tiga pendaki itu dilaporkan hilang. Hanya satu orang yang berhasil selamat turun.
Asal-usul Pendaki yang Hilang
Kedua pendaki yang masih dicari itu berasal dari Sleman, Yogyakarta. Mereka memulai pendakian ilegalnya lewat Dukuh Kali Talang, di Desa Balerante, Kemalang, Klaten.
Jino, salah seorang relawan Lereng Merapi, mengonfirmasi kronologi ini. Menurutnya, awalnya ada tiga orang yang naik. Tapi cuma satu yang kembali.
“Para relawan Lereng Merapi termasuk SAR Klaten Tengah melakukan pencarian terhadap dua orang tersebut. Sampai saat ini belum ditemukan,”
kata Jino, Senin (22/12).
Orang yang selamat itu tiba di Desa Tegalmulyo sekitar pukul sembilan pagi di hari Sabtu. Dari situlah laporan pertama bermula.
Indriarto dari SAR Klaten menceritakan, pihaknya langsung bergerak setelah dapat laporan. “Dari tiga pendaki, baru satu yang turun. Kemudian melaporkannya kepada pihak terkait,” ujarnya.
“Hingga saat ini pencarian masih dilakukan dan belum membuahkan hasil. Mereka berasal dari Gamping, Sleman, dan Cangkringan, Sleman,”
sambung Indriarto.
Cerita dari Yang Selamat
Lantas, bagaimana satu pendaki itu bisa turun sementara dua lainnya hilang? Muhammad Wahyudi, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), menjelaskan detailnya. Pertama-tama, dia menegaskan bahwa ketiganya adalah pendaki ilegal.
Artikel Terkait
Wagub Babel Hellyana Tersangka, Ijazah Palsu Jadi Buntut Laporan Mahasiswa
Kombes Hery Susanto Bongkar Penikaman dari Dalam Polri
Dave Chappelle dan Retaknya Dinding Bisu di Dunia Hiburan
Sesar Lembang: Antara Ancaman Nyata dan Kesiapsiagaan yang Diabaikan