“Saya sedang siapkan lahan baru buat produksi pakcoy,” katanya penuh semangat.
Di sisi lain, lonjakan permintaan ini juga membawa dampak sosial yang baik. Aditya kini bisa merekrut teman-teman sebaya untuk bekerja di kebunnya. Kebun baru yang sedang disiapkan itu jelas butuh tenaga ekstra.
“Untuk perawatan dan panen, sekarang sudah ada dua orang yang membantu,” ucap petani milenial itu.
Dengan segala kemajuan ini, Aditya bertekad untuk tidak menurunkan kualitas. Baginya, keuntungan yang didapat saat ini sudah merupakan keberuntungan besar. Harapannya, dengan harga yang tetap terjaga, konsumen akan terus percaya pada sayuran sehat produksinya.
“Meski harga bahan lain naik, saya tetap patok harga saya di Rp 20 ribu per kilo. Konsistensi itu penting,” tegas Aditya.
Artikel Terkait
Bantuan BCA Tiba di Pengungsian Aceh Tamiang, Dukung Pemulihan Pasca-Banjir
Pemerintah Siapkan Diskon Massal untuk Antisipasi 60 Juta Pemudik Nataru
Sekretaris Kabinet dan Kepala BMKG Bahas Persiapan Cuaca Libur Akhir Tahun
Lari 10 Ribu Pasang Kaki di Borobudur, Kumpulkan Miliaran Rupiah untuk Korban Bencana