Malam itu, Senin (24/11), suasana di rumah duka kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, terasa begitu pekat. Arum, sang ibunda, akhirnya tiba setelah menempuh perjalanan jauh dari Malaysia, tempatnya bekerja belakangan ini.
Dari pantauan, penampilannya sederhana. Jaket cokelat dan kaus hitam mendominasi, ditambah masker yang menutupi sebagian wajahnya. Tapi mata yang sembab dan merah tak bisa menyembunyikan duka yang ia tanggung.
Begitu sampai, langkahnya langsung menuju sebuah kamar di dalam. Keluarga dan kerabat yang telah menanti pun menyambutnya dengan isak tangis yang makin menjadi. Suasana haru itu begitu menyayat.
Di sisi Arum, Kapolsek Pesanggrahan AKP Seala Syah Alam tak henti memberikan pendampingan. Tangannya terlihat merangkul pundak Arum, mencoba memberi kekuatan di tengah kepedihan yang mustahil terucap dengan kata-kata.
"Sabar ya, sabar,"
Artikel Terkait
Pecatan Charles Holland Taylor Warnai Gejolak Internal di Tubuh PBNU
Ibu Arum Berpisah untuk Selamanya dengan Alvaro, Ayah Tiri Tewas Gantung Diri
Dendam Membara di Balik Pilihan Lokasi Pembuangan Jasad Alvaro
MUI Tetapkan Buang Sampah ke Sungai dan Laut sebagai Perbuatan Haram