Hubungan Negara dan Umat Islam di Era Orde Baru: Dari Represi ke Akomodasi

- Jumat, 14 November 2025 | 07:25 WIB
Hubungan Negara dan Umat Islam di Era Orde Baru: Dari Represi ke Akomodasi

Pada masa ini juga muncul isu tentang perbedaan pandangan dalam tubuh ABRI, antara yang disebut ABRI Hijau yang dikomandani Prabowo Subianto dan ABRI Merah Putih yang dikomandani Wiranto. Isu ini memanas hingga menyebabkan Prabowo dituduh terlibat dalam kerusuhan Mei 1998 yang berujung pada lengsernya Soeharto dan pemecatan Prabowo oleh Habibie.

Kedekatan Soeharto dengan ICMI dan umat Islam diklaim menimbulkan ketidakpuasan di kalangan CSIS dan kelompok terkait, yang kemudian merancang skenario penurunan Soeharto dari kursi kepresidenan. Pembentukan PRD, demonstrasi mahasiswa, dan kerusuhan Jakarta disebut sebagai bagian dari rancangan tersebut.

Dalam konteks pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto, muncul penolakan dari berbagai kalangan yang sejak awal tidak menyukai pendekatan Soeharto terhadap umat Islam. Media seperti Kompas dan Tempo termasuk yang tidak setuju dengan penganugerahan gelar tersebut.

Berbagai tuduhan dilayangkan kepada Soeharto, termasuk pembunuhan terhadap jutaan orang komunis dan penumpukan kekayaan triliunan rupiah. Namun, klaim ini dibantah dengan argumen bahwa tidak pernah ditemukan kuburan massal korban komunis dalam jumlah jutaan, serta tidak terbukti Soeharto memiliki kekayaan sebesar yang dituduhkan Majalah Time.

Sejarah mencatat bahwa PKI telah melakukan pemberontakan sejak 1948 di Madiun dan terlibat dalam peristiwa G30S 1965. Tindakan balasan dari kalangan Muslim dan TNI terhadap PKI dinilai sebagai konsekuensi logis dari aksi yang dimulai oleh PKI sendiri. Jumlah korban diduga hanya ribuan, bukan jutaan seperti yang sering diklaim.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyoroti jasa-jasa Soeharto dalam peristiwa sejarah penting seperti Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, pertempuran di Ambarawa dan Semarang, serta peran sebagai komandan dalam operasi pembebasan Irian Barat. Menurutnya, jasa-jasa ini memenuhi kriteria pemberian gelar pahlawan nasional.

Fadli Zon juga menekankan bahwa era Soeharto ditandai dengan program pembangunan lima tahun (Repelita), penurunan angka kemiskinan, dan peningkatan akses pendidikan yang menjadi kontribusi besar bagi pembangunan bangsa. Proses pengusulan gelar pahlawan untuk Soeharto telah melalui kajian berjenjang dari tingkat kabupaten hingga Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP).

Bagi kalangan umat Islam yang memahami sejarah hubungan negara dan umat Islam, penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Soeharto patut disyukuri. Sementara bagi kalangan yang berpihak kepada PKI, Soeharto tetap dianggap sebagai musuh karena perannya dalam melumpuhkan pemberontakan PKI 1965 bersama dengan A.H. Nasution.

Soeharto akhirnya lengser pada tahun 1998, tepat ketika hubungannya dengan umat Islam sedang dalam kondisi mesra. Bagi penulis, Soeharto dianggap mengakhiri masa pemerintahannya dengan husnul khatimah.

Nuim Hidayat, Direktur Forum Studi Sosial Politik.


Halaman:

Komentar