"Kalau kita kehilangan cinta, maka adat kehilangan maknanya. Adat itu bukan alat untuk mempermalukan, tapi untuk memperbaiki," tegas Ongen.
Momentum Edukasi Budaya Toraja
Lebih lanjut, Ongen menilai bahwa polemik ini seharusnya dapat dijadikan sebagai momentum untuk memperkenalkan nilai-nilai luhur adat Toraja kepada khalayak yang lebih luas. Menurutnya, adat Toraja mengandung filosofi spiritual yang dalam tentang kasih sayang, persaudaraan, dan keseimbangan hidup.
"Toraja itu cinta, bukan amarah. Mari tunjukkan bahwa kita adalah masyarakat yang memuliakan tamu, memahami perbedaan, dan tidak menghakimi," ajaknya.
Ongen menutup pernyataannya dengan ajakan reflektif bagi generasi muda Toraja untuk menjadikan momen ini sebagai sarana edukasi budaya yang positif. "Kalau hanya melihat adat dari upacara, orang hanya tahu kulitnya. Tapi kalau kita tunjukkan nilai kasih yang menjadi ruhnya, dunia akan jatuh cinta pada Toraja," pungkasnya.
Artikel Terkait
Kondisi Terkini Ammar Zoni di Nusakambangan: Kaki Kebas hingga Keluhkan Fasilitas Hukum
Ayu Ting Ting dan Bilqis Lagi Dinotice Jisoo BLACKPINK di Konser Jakarta, Reaksi Mereka Bikin Meleleh
Yuki Kato Buka Suara Soal Padel: Olahraga atau Cuma FOMO?
Lirik Lagu Live In Paris BOYNEXTDOOR dan Terjemahan Bahasa Indonesia