Bondi Berduka: Perayaan Hanukkah Berakhir dalam Teror dan Keberanian

- Senin, 15 Desember 2025 | 18:20 WIB
Bondi Berduka: Perayaan Hanukkah Berakhir dalam Teror dan Keberanian

Polisi belum merinci resmi jenis senjata yang dipakai. Tapi dari rekaman di lokasi, terlihat kedua pelaku menggunakan senapan bolt-action dan shotgun. Yang mengkhawatirkan, Komisaris Polisi New South Wales, Mal Lanyon, mengungkap bahwa pelaku berusia 50 tahun itu adalah pemegang izin senjata api resmi kategori AB biasa untuk berburu.

Fakta ini langsung memicu perdebatan panas soal pengawasan kepemilikan senjata di negara yang sebenarnya punya aturan ketat. Perdana Menteri Anthony Albanese langsung merespons. Ia berjanji akan mengajukan pengetatan undang-undang senjata api dalam rapat kabinet nasional.

Australia memang punya memori kelam dengan senjata api, terutama pasca tragedi Port Arthur 1996. Aturan ketat sudah diterapkan, tapi insiden Bondi ini mempertanyakan efektivitasnya.

Keesokan harinya, suasana di Bondi berubah total. Ratusan polisi berjaga. Warga dan pejabat berdatangan ke tugu peringatan darurat di dekat paviliun pantai yang ikonik. Bendera dikibarkan setengah tiang. Duka menyelimuti negara itu.

Rabbi Mendel Kastel, yang kehilangan saudara iparnya dalam serangan itu, mencoba mencari kekuatan di tengah kesedihan.

Perayaan Hanukkah, atau Festival Cahaya, yang sejatinya penuh sukacita, kini tercoreng oleh bayangan kekerasan. Acara di Bondi itu sendiri dirancang sebagai kegiatan ramah keluarga. Menanggapi tragedi ini, sejumlah kota besar dunia seperti Berlin, London, dan New York dilaporkan meningkatkan pengamanan di acara-acara Hanukkah mereka. Rasa was-was telah menyebar melintasi samudera.


Halaman:

Komentar