Nah, punya kakak itu artinya punya "izin" secara emosional. Izin untuk bertingkah konyol, untuk berbuat salah tanpa merasa dunia akan kiamat, dan yang utama: izin untuk lemah. Keinginan punya kakak itu adalah manifestasi dari kelelahan kronis karena harus selalu jadi yang "paling dewasa" di rumah. Kita rindu masa kecil yang ceroboh, yang sering terenggut oleh tuntutan untuk sempurna.
Mencari Figur Kakak di Luar Rumah
Karena tak ada di rumah, tanpa disadari banyak anak perempuan pertama mencari figur pelindung ini di luar. Ini mungkin menjelaskan ketertarikan pada pasangan yang jauh lebih tua, atau ketergantungan pada atasan yang bersifat mengayomi di kantor. Intinya, kita berusaha mengisi kekosongan itu figur otoritas yang suportif yang tak kita dapatkan dulu.
Jujur saja, rasa iri yang samar kerap muncul saat lihat teman bisa mengadu dan manja pada kakaknya. Keinginan punya kakak adalah pengakuan jujur: menjadi tiang penyangga tunggal itu posisi yang sepi. Sehebat apapun dirimu, tetap ada saat dimana kamu ingin ada yang bilang, "Sudah, istirahat dulu. Biar Kakak yang urus." Kerinduan ini adalah teriakan minta tolong yang tersamar oleh label "mandiri" yang justru menguras habis energi.
Penutup
Pada akhirnya, keinginan untuk punya kakak itu adalah protes sunyi. Protes terhadap beban yang seharusnya tak dipikul sendirian. Ini pengingat bahwa di balik julukan "anak mandiri", ada seorang gadis kecil yang masih menunggu gilirannya untuk dijaga. Memang, jadi anak perempuan pertama membentuk pribadi yang kuat. Tapi tak ada salahnya mengakui bahwa harus kuat setiap saat adalah pekerjaan paling melelahkan di dunia.
Artikel Terkait
Mimpi Membaca Buku: Isyarat Bawah Sadar atau Alarm untuk Belajar?
Waspada, 5 Zodiak Ini Diprediksi Hadapi Tahun Sulit di 2026
Di Balik Ucapan Manis, Beban Ganda Ibu Masih Jadi Kenyataan Pahit
Perry Bamonte, Gitaris The Cure, Tutup Usia Setelah Sakit Singkat