Prosesnya tidak mudah. Butuh usaha untuk menemukan dokter dan metode yang sesuai. Akhirnya, Anok menjalani operasi paru-paru dengan bantuan teknologi robotik sebuah prosedur yang, menurut American Lung Association, memanfaatkan robot untuk tindakan bedah presisi tinggi.
"Terima kasih kepada dr. Robert Cerfolio dan timnya yang ramah dan berbakat, yang selamanya saya berhutang budi karena telah memberi saya lebih banyak waktu," ucapnya dengan penuh rasa syukur.
Pelajaran di Balik Lembaran Sakit
Semua ini memberinya pelajaran berharga. Perempuan berdarah Sudan itu kini paham, alam semesta punya caranya sendiri untuk memperlambat langkah seseorang. Selama ini, ia terbiasa memacu diri, bekerja keras dan berlari sekencang mungkin.
"Saya selalu berpikir saya bisa bekerja lebih keras atau berlari lebih cepat dari apa pun, tetapi alam semesta punya cara untuk memperlambat,” tulisnya merenung.
Kini, fokusnya adalah pemulihan. Dengan nada optimis, Anok Yai menyampaikan pesan penutup. “Untuk saat ini saya sedang memulihkan diri… tapi saya akan kembali. Sampai jumpa.”
Artikel Terkait
Forbes Umumkan 100 Perempuan Paling Berpengaruh, Taylor Swift hingga PM Jepang Tercatat
Barang Berharga Raib, Ternyata Korban Semangat Balita Belajar Buang Sampah
Aura Kasih Sulap Gosip Jadi Gerakan Promo Gratis untuk UMKM
Insanul Fahmi Duga Video CCTV dengan Inara Rusli Diperdagangkan Orang Dalam