Kinerja operasional perseroan pada tahun 2025 turut dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas dan kondisi cuaca ekstrem di area operasi. Sebagai respons, manajemen mengambil langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Struktur Keuangan yang Tetap Solid
Di tengah tantangan pasar, ABM Investama menjaga fundamental keuangan yang kuat. Perusahaan memiliki neraca yang solid dengan posisi aset USD 2,13 miliar. Tingkat liabilitas tercatat sebesar USD 1,32 miliar (turun 7,8%), sementara ekuitas mengalami kenaikan 5,4% menjadi USD 820,7 juta.
Kinerja Operasional dan Rencana Strategis Jangka Panjang
Dari sisi operasi, volume pengupasan tanah (overburden removal) turun 12% menjadi 178,6 juta bank cubic meter (Mbcm). Volume produksi batu bara juga mengalami penurunan 14% menjadi 24,8 juta ton. Pada segmen perdagangan bahan bakar, realisasi turun 14% menjadi 282 juta liter, meski perusahaan mempertahankan tingkat pengiriman tepat waktu (on-delivery) di level 94%.
Ke depan, ABM Investama, yang sahamnya juga dimiliki oleh investor legendaris Lo Kheng Hong, berkomitmen pada inisiatif strategis jangka panjang. Fokus utama adalah stabilisasi operasi pertambangan dan ekspansi ke bisnis non-batu bara untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Artikel Terkait
OJK Rilis Daftar Platform Kripto Legal, Masyarakat Diimbau Waspada Penipuan
Pasar Modal Panas, Triliunan Rupiah Mengalir Deras Pekan Lalu
Airlangga Usulkan WFA Akhir Tahun, Pengusaha Ingatkan Tak Bisa Seragam
Surabaya Catatkan Geliat Belanja Jelang Akhir Tahun, Tumbuh 19,7 Persen