Hingga akhir September 2025, total aset META tumbuh 0,7 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp4,64 triliun. Di sisi lain, perseroan berhasil menekan total liabilitas dari Rp574,81 miliar menjadi Rp523,88 miliar, sementara ekuitas meningkat menjadi Rp4,12 triliun.
Rasio keuangan META juga mencerminkan kondisi yang sehat. Current ratio sebesar 1,90x menunjukkan aset lancar yang lebih dari cukup untuk menutupi kewajiban lancar. Sementara itu, debt to equity ratio yang rendah, yaitu 0,13x, mengindikasikan struktur modal yang konservatif dan sehat.
Kinerja Sektor Lain: Air Tumbuh, Energi Terkoreksi
Sektor air META menunjukkan tren positif dengan kenaikan volume penjualan sebesar 3,6 persen. Pertumbuhan ini didukung oleh ekspansi area penjualan baru di PT Sarana Catur Tirta Kelola (SCTK) Serang dan penyesuaian tarif sebesar 10 persen di PT Dain Celicani Cemerlang (DCC) Medan.
Di sisi lain, sektor energi mengalami koreksi sebesar 7,9 persen YoY. Penurunan ini dipengaruhi oleh tingginya curah hujan di Pontianak yang mengganggu distribusi feedstock untuk PT Rimba Palma Sejahtera Lestari (RPSL), serta beberapa penyesuaian teknis di PT Inpola Meka Energi (IME). Meski demikian, pengendalian biaya operasional (OPEX) yang efektif membantu menjaga stabilitas EBITDA Grup.
Prospek dan Proyek Masa Depan: Tol JORR-E Cikunir-Ulujami
Ke depan, META menyatakan optimisme terhadap prospek bisnisnya. Saat ini, perseroan sedang mempersiapkan proyek strategis, yaitu Jalan Tol JORR-E Cikunir-Ulujami. Proyek sepanjang 21 km ini membutuhkan total investasi sekitar Rp21 triliun dan diharapkan dapat meningkatkan konektivitas serta mengurai kemacetan di wilayah tersebut.
Artikel Terkait
Kolaborasi Pertamina Patra Niaga & BP-AKR Jamin Pasokan BBM 100 Ribu Barel
Investasi Energi Terbarukan Indonesia Tertinggal Jauh, Ini Data dan Faktanya
BRI Lakukan Buyback Saham Rp 3 Triliun, Saham BBRI Dinilai Undervalue
Warren Buffett Cetak Rekor Kas USD382 Miliar di Kuartal III 2025, Terakhir Sebagai CEO