Tekanan ini sejalan dengan rencana ambisius CEO Sam Altman untuk membangun infrastruktur AI senilai triliunan dolar. Altman sendiri mengakui bahwa IPO adalah opsi paling realistis untuk memenuhi kebutuhan modal besar perusahaan di masa depan.
Kinerja Keuangan dan Struktur Perusahaan
OpenAI diperkirakan akan mencapai pendapatan tahunan sebesar USD 20 miliar pada akhir tahun ini. Namun, perusahaan juga mengalami peningkatan kerugian seiring dengan ekspansi agresifnya di sektor AI.
Struktur kepemilikan OpenAI telah mengalami evolusi sejak didirikan sebagai organisasi nirlaba pada 2015. Saat ini, perusahaan dikendalikan oleh OpenAI Foundation, yang memegang 26% saham di OpenAI Group. Microsoft tetap menjadi investor utama dengan kepemilikan sekitar 27%, disusul oleh investor lain seperti SoftBank, Thrive Capital, dan MGX dari Abu Dhabi.
Euforia AI di Pasar Global
Rencana IPO OpenAI muncul di tengah euforia saham berbasis AI di pasar global. Perusahaan seperti CoreWeave dan Nvidia telah menunjukkan kinerja luar biasa, dengan Nvidia bahkan menjadi perusahaan pertama yang mencapai kapitalisasi pasar USD 5 triliun.
Rekor IPO Terbesar dalam Sejarah
IPO terbesar sepanjang sejarah hingga saat ini dipegang oleh Saudi Aramco, yang berhasil mengumpulkan dana USD 29,4 miliar pada tahun 2019. Pencapaian ini melampaui rekor sebelumnya yang dipegang oleh Alibaba pada tahun 2014.
Jika rencana IPO OpenAI terealisasi dengan valuasi USD 1 triliun, maka perusahaan ini tidak hanya akan mencetak rekor baru tetapi juga menjadi tonggak sejarah bagi industri teknologi dan kecerdasan buatan global.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
SMGA Akuisisi Saham Hengsheng untuk Genjot Hilirisasi Nikel dengan Teknologi OESBF
Menkeu Tolak APBN Bayar Utang KCIC Whoosh, DPR: Ini Langkah Logis
Laba BRPT Melonjak 2.882% Jadi Rp 30,3 Triliun di 2025, Ini Penyebabnya
J&T Express Buka Drop Point Signature Pertama di Manado, Solusi Kirim Paket Makin Mudah