Harga minyak mentah kembali merangkak naik di akhir perdagangan Senin kemarin. Sentimen pasar kali ini didorong oleh kekhawatiran bakal terganggunya pasokan dari dua negara produsen utama: Venezuela dan Rusia.
Minyak Brent, patokan internasional, melonjak USD 1,60 atau sekitar 2,7 persen, mengunci harga di angka USD 62,07 per barel. Sementara itu, minyak AS jenis West Texas Intermediate (WTI) juga ikut menguat, naik USD 1,49 ke level USD 58,01 per barel. Data ini dikutip dari Reuters, Selasa (23/12).
Di Venezuela, ketegangan dengan Amerika Serikat kian memanas. Baru Minggu lalu, kapal US Coast Guard berusaha mencegat sebuah kapal tanker minyak. Menurut pejabat AS, kapal itu diduga dipakai Venezuela untuk mengelak dari sanksi secara ilegal.
Ini sudah jadi operasi ketiga AS sepanjang Desember ini. Presiden Donald Trump bahkan sudah terlebih dulu mengumumkan blokade terhadap kapal-kapal tanker yang kena sanksi, baik yang mau masuk maupun keluar dari Venezuela. Gara-gara langkah tegas ini, pelaku pasar mulai waswas. Ekspor minyak Venezuela, yang menyumbang sekitar 1% pasokan global dan banyak dibeli China, berisiko terganggu serius.
China sendiri sudah angkat bicara. Mereka mengecam penyitaan dan pencegatan kapal negara lain oleh AS, menyebutnya sebagai pelanggaran berat hukum internasional. Komentar ini muncul setelah AS mencegat kapal tanker tujuan China di dekat Venezuela pada Sabtu (20/12).
Artikel Terkait
BULL Sambut Kapal LNG Raksasa, Siap Garap Pasar yang Membara
CPO dan Nikel Melonjak, Batu Bara dan Timah Terseok di Pasar Komoditas
Teknologi Melesat 151%, Sektor Lain Terseok: Wajah Pasar Saham 2025 yang Penuh Kontras
Ketegangan di Laut Hitam dan Venezuela Dorong Harga Minyak Melonjak