Menanti Swasembada Pangan: Indonesia Siap Capai Rekor Stok Beras Tertinggi pada 2026

- Senin, 15 Desember 2025 | 20:12 WIB
Menanti Swasembada Pangan: Indonesia Siap Capai Rekor Stok Beras Tertinggi pada 2026

Indonesia bakal memasuki era swasembada pangan mulai 1 Januari 2026. Itulah kepastian yang disampaikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Dasarnya? Produksi beras nasional melonjak, sementara stok pangan kita diklaim sebagai yang tertinggi sepanjang sejarah.

Menurut Amran, angka produksi beras jauh melampaui target awal pemerintah. Kenaikan ini tercatat resmi di data Badan Pusat Statistik. “Produksi beras dari target Bapak Presiden awalnya 4 tahun, kemudian 3 tahun, terakhir 1 tahun, meningkat 4,17 juta ton. Ini dari BPS,” ujarnya.

Dia menambahkan dengan penuh keyakinan, “Insyaallah, 2 minggu kemudian kita bisa umumkan Indonesia swasembada pangan dan tercepat mencapai swasembada pangan di tanggal 1 Januari.” Pernyataan itu disampaikan dalam Sidang Kabinet, Senin (15/12).

Soal stok, Amran juga punya angka yang impresif. Diproyeksikan, stok beras hingga akhir 2025 bakal mencapai 3,7 juta ton. Jumlah ini disebutnya sebagai yang tertinggi sejak Indonesia merdeka, bahkan mengalahkan capaian tahun 1984 saat negeri ini dapat penghargaan dari FAO.

“Dulu pernah '84 mencapai stok kita 3 juta ton di saat itu Indonesia mendapat penghargaan dari FAO,” kenangnya. “Dan penduduk saat itu hanya 161 juta, sekarang 286 juta, stok kita 3,7 juta sampai akhir tahun.”

Di hadapan Presiden dan seluruh kabinet, Amran juga melaporkan kesiapan penanganan pangan untuk daerah bencana. Hingga kini, puluhan ribu ton beras sudah disalurkan. Cadangan yang disiapkan pun jauh di atas kebutuhan.

“Kami sudah mengirimkan beras kurang lebih 44.000 ton sampai dengan hari ini. Cadangan kami siapkan tiga kali lipat dari kebutuhan, 120.000 ton di lapangan,” tegasnya. “Jadi, pangan tidak ada masalah, Bapak Presiden, tiga kali lipat dari kebutuhan.”

Bantuan tak cuma beras. Ada juga minyak goreng, plus dukungan logistik dari kementerian lain dan swasta. Pengirimannya lewat jalur laut, dikapalkan langsung ke wilayah terdampak.


Halaman:

Komentar