Di sisi lain, ada kabar lain dari dunia perbankan. Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) membuka opsi keringanan bagi debitur yang kena musibah bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Opsi itu berupa penghapusan tagih atau bahkan penghapusan buku.
Ketua Umum Perbanas, Hery Gunardi, mengungkapkan bahwa bank-bank anggota, khususnya Himbara di wilayah Sumatera, masih sedang mendata. Mereka mengumpulkan informasi soal debitur yang benar-benar terdampak langsung.
“Semua tidak hanya KUR, tapi juga kita lihat kan ada kredit yang lain, kredit konsumtif juga ada, KPR,” jelas Hery dalam sebuah konferensi pers CEO Forum Economic Outlook 2026 di Gedung BRI, Jakarta.
Proses pengumpulan datanya dilakukan secara detail. Tujuannya jelas: memastikan kondisi usaha maupun aset nasabah di lapangan benar-benar hancur atau tidak bisa beroperasi.
“Jadi artinya usahanya benar-benar tidak bisa jalan lagi, kena banjir, tokonya hilang, atau usahanya hanyut dibawa air,” kata Hery.
Kalau kondisinya sudah separah itu, lanjutnya, perbankan punya cara untuk tidak memberatkan debiturnya. Mereka tak mau menambah beban orang yang sedang susah.
Artikel Terkait
IHSG Tergelincir 80 Poin, Sentimen Negatif Gempur Pasar
Air Borneo Siap Terbang, Sambungkan Sarawak dan Ibu Kota Nusantara
IHSG Tergelincir 80 Poin, Lotte Chemical Anjlok 15%
Ekspor Perikanan Tembus USD 5 Miliar, ASEAN Jadi Pasar Andalan