“Kita harus berbuat lebih banyak agar perang ini berhenti, dan perang akan berhenti ketika Rusia kehabisan uang dan menyadari mereka tak bisa bertahan lebih lama dari kita,” tegas Kaja Kallas, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mendorong penyelesaian konflik dengan mempresentasikan rencana perdamaian 28 poin yang disusun bersama Rusia. Zelenskiy disebut bersedia membahas rencana itu.
Namun begitu, isinya cukup berat bagi Ukraina: menyerahkan sebagian wilayah yang direbut Rusia, membatasi ukuran militer, dan mencabut sanksi terhadap Rusia secara bertahap.
Skandal Korupsi Energi Jadi Tantangan Tambahan
Selain serangan Rusia, Ukraina juga dihantam skandal korupsi di sektor energi. Penyelidik antikorupsi menuding Timur Mindich, mantan rekan bisnis Zelenskiy, sebagai otak skema penggelapan dana hingga USD 100 juta.
Penyelidikan mengungkap dugaan suap dari kontraktor pembangunan pertahanan yang bertugas melindungi fasilitas nuklir dari serangan udara. Skandal ini muncul di saat Zelenskiy sedang berupaya mendapatkan dukungan finansial lebih besar dari Eropa untuk sistem pertahanan udaranya.
Merespons hal itu, Zelenskiy melakukan perombakan besar manajemen dan memerintahkan audit penuh terhadap badan energi milik negara. Tujuannya, meredam kemarahan publik.
Meski 60% listrik Ukraina bersumber dari nuklir dan 20% dari energi terbarukan, pasokan gas alam tetap krusial untuk pembangkit listrik di musim dingin.
Ukraina berencana menyimpan sekitar 13,2 miliar meter kubik gas untuk musim pemanas yang dimulai pertengahan Oktober. Sayangnya, serangan Rusia bulan lalu menghancurkan sekitar 60% produksi gas domestik. Akibatnya, impor tambahan jadi sangat vital.
Di awal November, Ukraina masih kekurangan dana sekitar 750 juta Euro dari total 2 miliar Euro yang dibutuhkan untuk pembelian bahan bakar.
Tapi ada secercah harapan. Pada Minggu (23/11), Zelenskiy dan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis dijadwalkan bertemu di Athena. Mereka akan mengumumkan kesepakatan pasokan gas alam dari Depa Commercial SA untuk Naftogaz Ukraina, yang akan berlangsung dari Desember hingga Maret.
Artikel Terkait
Wapresan Turun ke Kios Pupuk, Janji Kompensasi untuk Pedagang
Indonesia Puncaki Daftar Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik, Modus Kini Gunakan AI
Harga Cabai Rawit Tembus Rp 83 Ribu, Beras Satu-satunya Penyelamat
BRI Rambah Infrastruktur dengan Reksa Dana Syariah Senilai Rp 1,95 Triliun