Revolusi Pelatihan ASN: Dari Sertifikat ke Solusi Nyata untuk Kinerja Birokrasi

- Senin, 17 November 2025 | 20:00 WIB
Revolusi Pelatihan ASN: Dari Sertifikat ke Solusi Nyata untuk Kinerja Birokrasi

Revolusi Pelatihan ASN: Dari Sertifikat ke Solusi Nyata

Pernahkah Anda mengikuti pelatihan yang bagus, namun tidak ada perubahan saat kembali bekerja? Fenomena ini sering terjadi dalam pengembangan Aparatur Sipil Negara. Artikel ini membahas transformasi pelatihan ASN menuju pembelajaran terintegrasi yang berdampak langsung pada kinerja.

Kesenjangan Pelatihan dan Realita Kerja

Bayangkan pelatihan memasak selama tiga hari dengan teknik restoran bintang lima. Namun saat pulang, Anda tetap memesan makanan online atau memasak dengan cara lama. Bukan pelatihannya yang buruk, tetapi materinya tidak sesuai dengan kondisi dapur rumah.

Analogi ini menggambarkan masalah pelatihan ASN. Meski modul bagus dan narasumber kompeten, perubahan di tempat kerja minimal. Pegawai kembali ke rutinitas lama dengan alat dan sistem yang sama. Pelatihan menjadi aktivitas formal tanpa dampak nyata terhadap birokrasi.

Paradigma Baru: Pembelajaran Terintegrasi Pekerjaan

Perubahan mendasar sedang terjadi dalam sistem pelatihan ASN. UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara menekankan pembelajaran terintegrasi dengan pekerjaan. Konsep ini mengubah pelatihan dari sekadar pemenuhan jam pelajaran menjadi kontributor solusi organisasi.

Contoh nyata terlihat dalam kebijakan tugas belajar di BPOM. Calon peserta wajib memilih topik yang menyelesaikan masalah konkret pengawasan Obat dan Makanan. Proposal tugas belajar menjadi materi seleksi, memastikan studi lanjut memberikan dampak langsung pada peningkatan kualitas pengawasan.

Dukungan Regulasi Nasional

Arah perubahan ini diperkuat berbagai kebijakan nasional. Sebelum UU ASN 2023, PP Nomor 17 Tahun 2020 telah menegaskan pengembangan kompetensi ASN harus berbasis pembelajaran terintegrasi dengan strategi Corporate University. Peraturan LAN Nomor 6 Tahun 2023 mempertegas pendekatan ASN Corporate University yang lahir dari kebutuhan organisasi.

Regulasi ini menandai berakhirnya era pelatihan seremonial. Pelatihan harus menjadi bagian strategi organisasi yang terintegrasi dengan pekerjaan dan memberikan dampak nyata bagi peningkatan kinerja dan pelayanan publik.

Pandangan Dave Ulrich tentang Pembelajaran Efektif

Prof. Dave Ulrich, pakar manajemen SDM global, membedakan dua model belajar. Pertama, action learning yang berawal dari teori dan berakhir pada pemahaman tools. Kedua, learning solution yang dimulai dari masalah nyata dan berakhir pada solusi nyata.

Ulrich menegaskan pembelajaran harus memecahkan masalah organisasi nyata. Bagi ASN, masalah tersebut jelas terlihat di lapangan: kualitas pelayanan publik, akuntabilitas, pengawasan, dan berbagai problem teknis birokrasi. Pelatihan yang tidak menyentuh masalah ini hanya akan berakhir sebagai sertifikat.


Halaman:

Komentar