Kondisi Premi Risiko dan Imbal Hasil Obligasi
Sementara itu, indikator risiko kredit Indonesia, Premi Credit Default Swap untuk tenor 5 tahun, justru menunjukkan perbaikan. Per 13 November 2025, angka tersebut tercatat sebesar 73,51 basis poin, mengalami penurunan dari posisi 76,05 bps pada 7 November 2025.
Pada hari yang sama, Kamis 13 November 2025, imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara Indonesia dengan tenor 10 tahun tercatat mengalami penurunan, berada di level 6,12 persen. Sebagai perbandingan, imbal hasil US Treasury Note untuk tenor yang sama justru mengalami kenaikan menjadi 4,119 persen.
Menanggapi perkembangan ini, Bank Indonesia menyatakan komitmennya untuk terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan berbagai otoritas terkait. Langkah strategis ini bertujuan untuk mengoptimalkan bauran kebijakan guna mendukung dan memperkuat ketahanan sektor eksternal perekonomian Indonesia di tengah dinamika aliran modal global.
Artikel Terkait
Suku Bunga The Fed Desember 2025: Analisis Hawkish vs Dovish & Dampaknya
Sukuk Ijarah Rp1,35 Triliun Bali Towerindo (BALI): Seri, Jadwal, dan Alokasi Dana
Hackathon 2025: Kemenperin Pacu Industri 4.0 dengan 5G dan AI
BTN Housingpreneur 2025: Kompetisi Hunian Masa Depan, Hadiah Rp 1,5 Miliar