Di Shanghai, kemunculan kembali pusat penahanan tidak resmi atau "penjara hitam" menimbulkan kekhawatiran terkait hak asasi manusia. Sebuah laporan menyebut seorang pembuat petisi berusia 70 tahun dikurung di rumah tanpa akses ke makanan dan obat, yang memicu aksi dukungan dan berujung ketegangan dengan aparat.
Metode tersebut, yang sering muncul menjelang pertemuan politik penting, menunjukkan upaya pemerintah meredam perbedaan pendapat. Namun, dengan tekanan anggaran yang makin ketat, penahanan kini lebih banyak dilakukan melalui tahanan rumah dengan pengawasan ketat dan pelaporan lokasi harian via ponsel.
Dari sisi ekonomi, festival belanja tahunan Double 11 yang biasanya jadi indikator kekuatan konsumsi kini mengalami penurunan signifikan. Walaupun didukung promosi besar-besaran dari perusahaan e-commerce seperti Alibaba dan JD.com, minat konsumen tetap rendah.
Pengeluaran pada musim liburan turun ke level terendah selama tiga tahun terakhir, dengan fokus bergeser ke kebutuhan dasar. Beberapa penyiar utama mengungkapkan tekanan besar dalam penjualan, sementara analis memprediksi penurunan penjualan peralatan rumah tangga hingga 20% pada kuartal terakhir.
Kondisi ekonomi mencerminkan kekhawatiran konsumen terkait upah yang stagnan, tingginya pengangguran muda, dan pasar properti yang melemah. Suasana perayaan belanja yang sempat semarak bergeser ke pola belanja yang lebih berhati-hati dan promosi yang kurang intensif.
Sidang Pleno Keempat PKC berupaya menjawab berbagai dinamika sosial, kebijakan administratif, dan tantangan ekonomi yang menunjukkan posisi China menghadapi berbagai tekanan. Meski upaya pemerintah untuk memperkuat kontrol dapat memberikan stabilitas jangka pendek, tantangan struktural dan ketidakpuasan publik yang mendalam tetap menjadi isu penting ke depan.
Artikel Terkait
Fahmi Bawa Bukti Baru ke Bareskrim, Klaim Dijebak dalam Kasus CCTV
Waspadai Tanda Radiator Bermasalah Sebelum Mesin Overheat
Zilfa Aninda: Dari Lapangan Kampung ke Final Piala Pertiwi
VinFast Raih Penghargaan, Buktikan Komitmen Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia