Iming-imingnya memang menggiurkan. Salah satu korban, seorang pasangan suami istri, mengaku dijanjikan gaji Rp9 juta per bulan oleh seseorang yang mengaku sebagai operator di perusahaan Kamboja. Tawaran yang sulit ditolak bagi banyak orang.
Namun begitu tiba di lokasi, kenyataan pahit yang mereka hadapi. Alih-alih mengoperasikan komputer dengan santai, mereka justru dipaksa menjadi admin judi online atau pelaku penipuan daring scammer. Lebih parah lagi, mereka kerap mendapat siksaan jika target kerja tak tercapai.
"Ternyata mereka bekerja di online scam ataupun di judi online, tetapi rata-rata sebagian besar 90 persen adalah yang bermasalah ini di online scam,"
ungkap Irhamni.
Sanksinya kejam. Dari yang ringan seperti push up dan sit up, hingga yang lebih melelahkan: lari mengelilingi lapangan futsal sampai 300 kali. Bayangkan saja. Itu adalah bentuk tekanan fisik dan mental yang sistematis.
Kini, setelah berhasil dipulangkan, sembilan pekerja migran itu setidaknya sudah berada di tanah air. Kisah mereka jadi pengingat pilih: tawaran kerja di luar negeri yang terlalu bagus untuk jadi kenyataan, seringkali memang begitu adanya.
Artikel Terkait
Serambi MyPertamina: Pijat Gratis hingga PS Bikin Pemudik Betah Singgah
Ragunan Diprediksi Diserbu 100 Ribu Pengunjung di Puncak Libur Nataru
Polda Metro Siagakan 191 Personel dan Perketat Pengamanan Jelang Libur Nataru
Bobibos Boyong Teknologi Jerami ke Timor Leste, Dapat Lahan 25 Ribu Hektare