Refly Harun Lihat Jokowi Gelisah Masa Depan Putranya: Dia Mulai Melemah

- Kamis, 25 September 2025 | 23:30 WIB
Refly Harun Lihat Jokowi Gelisah Masa Depan Putranya: Dia Mulai Melemah


MURIANETWORK.COM -
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun melihat mantan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) sedang gelisah melihat masa depan politik putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka.

Hal itulah diduga Refly Harun di balik perintah Jokowi kepada relawan agar mendukung Gibran tetap mendampingi Presiden Prabowo Subianto pada Pilpres 2029.

Refly mengatakan perintah Jokowi tersebut tidak perlu dipersoalkan.

"Nah, yang tidak boleh itu adalah melarang orang menafsirkan.  Jadi ada orang yang menafsirkan fine, baik-baik aja," kata Refly Harun dikutip dari tayangan Youtube CNN Indonesia, Kamis (25/9/2025).

Refly Harun mengutip pernyataan jurnalis senior bahwa Jokowi sedang panik.

Adapula yang menyebut Jokowi maun mendikte Presiden Prabowo Subianto.

"Jadi, kita lihat apakah dalam posisi yang dia strong atau dalam posisi yang weak," kata Refly Harun.

"Sesungguhnya ketika Jokowi mengatakan itu, saya mengatakan, sorry to say, saya kira Jokowi betul lagi gelisah dengan masa depan politik kelompoknya dan juga masa depan politik Gibran," sambung Refly Harun.

Refly mengaitkan hal tersebut dengan persoalan tudingan ijazah palsu terhadap Jokowi.

Kemudian, ijazah Gibran juga dipermasalahkan. "Ijazah Gibran yang kemudian banyak sekali bolong-bolongnya Pak Jokowi itu juga bermasalah tapi ini jauh lebih bermasalah. Sampai kita bingung kok antara Setneg sama KPU berbeda," kata Refly.

Refly menuturkan bila ijazah Gibran ternyata bermasalah maka dapat berujung putra Jokowi itu bisa dimakzulkan. 

Hal itu akan berdampak pada masa depan politik kelompok Jokowi yang akan berakhir.

"Karena itu ibarat  pohon yang sudah melemah atau  orang yang sudah melemah dia membutuhkan gantungan atau cengkeraman yang kuat.  Dan cengkraman yang kuat itu pohon yang kuat itu bernama Prabowo Subianto. Jadi dia ingin memeluk Prabowo Subianto bila perlu sampai dua periode," kata Refly.

Bahkan, kata Refly, mengutip pernyataan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari bahwa ada wacana koalisi permanen selama 20 tahun. Dimana, Prabowo akan mendukung Gibran menjadi presiden selama dua periode.

"Sampai begitu imajinasinya. Apakah itu sah atau ya sah-sah saja tapi sekali lagi apakah Gibran punya kualitas untuk menjadi pemimpin  baik masa kini maupun masa depan kan this is the question," katanya.

"Maka saya katakan daripada ini posisi Jokowi yang strong saya melihat posisi ini menunjukkan bahwa dia mulai melemah," ujarnya.

Sementara itu, Koordinator Rumah Juang Prabowo-Gibran, Andi Azwan menuturkan komitmen politik antara Prabowo dan Jokowi hanya diketahui oleh keduanya.

Ia menyebutkan dukungan terhadap Prabowo-Gibran selama dua periode merupakan pembicaraan di internal relawan Jokowi.

"Seluruh relawan-relawan beliau ya internal kita ginilah kita dalam meja panjang itu ya kita diskusi panjang bagaimana Indonesia itu ke depan seperti apa, seperti apa ya kan. 
yang kita tanyakan apakah kita bisa mempertahankan dua periode untuk Prabowo-Gibran ini biar ada keberlanjutan," kata Andi Azwan.

Ia mencontohkan program Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Merah Putih dan Sekolah Rakyat yang membutuhkan waktu dua periode.

Namun, relawan Jokowi, Bara JP menemui Presiden Jokowi serta berdiskusi mengenai dukungan Prabowo-Gibran selama dua periode. 

"Sebetulnya sudah 6 bulan yang lalu kita bicara ini sebetulnya  dan kita tidak mau publish atau apa memang itu adalah untuk internal kita sendiri," kata Andi.

"Ya, ketika itu muncul di permukaan ada ini ya memang jadi begitu besar ya," sambungnya.

Andi mengatakan Jokowi memberikan pernyataan itu setelah didesak awak media. 
Akhirnya perintah Jokowi kepada relawan itu menjadi konsumsi publik.

"Menimbulkan suatu adalah pro dan kontra di situ kan ya kalau kita lihat ya dari segi politik kalau saya melihatnya ya ini wah ini berarti Pak Jokowi ini ya mungkin masih diperhitungkan oleh elit-elit politik nih keberadaan beliau gitu loh," katanya.

Sumber: tribunnews

Komentar