HEBOH! Ahmad Sahroni Muncul Lagi, Puja-Puji Moreno Soeprapto di Munas IMI 2025

- Senin, 22 September 2025 | 13:30 WIB
HEBOH! Ahmad Sahroni Muncul Lagi, Puja-Puji Moreno Soeprapto di Munas IMI 2025




MURIANETWORK.COM - Setelah menghilang usai rumahnya dijarah massa, Ahmad Sahroni muncul secara daring dalam Munas X IMI 2025 dan secara terbuka memuji Moreno Soeprapto sebagai calon Ketua Umum yang diyakini bisa membawa olahraga otomotif Indonesia ke level lebih tinggi.


Ikatan Motor Indonesia (IMI) adalah organisasi induk dari olahraga bermotor baik mobil maupun sepeda motor di Indonesia yang terafiliasi dengan Federation Internationale de l'Automobile (FIA). 


Organisasi ini bertujuan mengatur dan mengembangkan olahraga motor di Indonesia.


Ahmad Sahroni yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) IMI, tak hanya menampakan wajah, tapi juga memberikan sambutan di acara itu.


Ini kali pertama Sahroni berbiara di depan umum setelah dia menghilang usai rumahnya di kawasan Swasembada, Tanjung Priok, Jakarta Utara, digeruduk dan dijarah massa pendemo, pada Sabtu (30/8/2025), imbas pernyataannya yang dianggap melukai hati masyarakat. 


Dalam sambutannya, Sahroni sempat menyinggung ketidakhadiran secara langsung di lokasi acara di Munas IMI X.


Ia juga menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada jajaran pengurus IMI periode 2020–2025 serta para senior yang selama ini telah mendorong kemajuan olahraga otomotif nasional.


“Yang saya hormati ketua umum 2020-2025, calon ketua umum Moreno Soeprapto, para senior, para teman-teman sejawat se-Indonesia,"  ujar Sahroni dalam sambutannya.


"Saya pertama-tama mengucapkan permohonan maaf karena tidak bisa hadir secara langsung, dan mengucapkan terima kasih atas kerja samanya selama ini,” sambungnya.


Tak berhenti di situ, Sahroni juga secara terbuka memberikan puja-puji kepada satu sosok yang dianggapnya pantas memimpin IMI.


Ia menyatakan dukungannya kepada Moreno Soeprapto yang digadang-gadang akan menjadi Ketua Umum IMI periode selanjutnya.


Ia bahkan menyebut mantan pembalap nasional itu sebagai sosok yang diyakini mampu membawa IMI ke level yang lebih tinggi.


Ia berharap, kepemimpinan Moreno bisa membawa organisasi otomotif terbesar di tanah air ini semakin berkembang pesat dan berkontribusi luas bagi bangsa.


“Saya harap, bapak Moreno yang saya banggakan menjadi ketua umum yang akan datang, makin hebat, makin luar biasa, dan tentunya IMI menjadi hebat yang super hebat,” tegas Sahroni.


Selain menyampaikan dukungan, Sahroni juga menekankan pentingnya melanjutkan fondasi yang sudah dibangun pengurus periode sebelumnya.


Menurutnya, perjalanan panjang IMI tidak lepas dari dedikasi seluruh jajaran yang selama lima tahun terakhir berkontribusi dalam mengembangkan ekosistem olahraga otomotif di Indonesia.


“Tak lupa ucapkan terima kasih dan mohon maaf kalau memang ada kekurangan yang telah saya perbuat, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada semua pihak. Terima kasih ketua umum, sekali lagi terima kasih semuanya,” pungkasnya.


Dukungan lantang kepada Moreno Soeprapto dinilai menjadi sinyal kuat arah kepemimpinan IMI di periode mendatang.


👇👇



Siapakah Moreno Soeprapto?




Moreno Soeprapto lahir di Jakarta pada 14 November 1982.


Pria berdarah Jawa-Minang ini merupakan anak dari pembalap mobil Tinton Soeprapto dan Dewi Anggraini.


Ia memiliki kakak yang juga berprofesi sebagai pembalap yakni Ananda Mikola.


Dalam kehidupan pribadinya, Moreno telah menikah dengan Noorani Sukardi dan memiliki seorang putri yang bernama Saja Noor Soeprapto.


Pria berusia 42 tahun ini diketahui merupakan alumni Universitas Paramadina.


Moreno terjun ke dunia balap mengikuti jejak sang ayah, Tinton Soeprapto.


Ia kerap tampil di ajang balap nasional hingga kancah internasional. 


Sepanjang kariernya, ia juga berhasil mengantongi berbagai penghargaan.


Moreno tercatat pernah meraih kemenangan di ajang Asian F3 Pacific with Fastron ThreeBond Racing serta Formula BMW Asia.


Selain menjadi pembalap, Moreno juga terjun ke dunia bisnis.


Ia telah menduduki sejumlah posisi strategis, di antaranya adalah Direktur Utama PT Momax Energi, Direktur PT SSU Sirkuit, Direktur Utama PT AMM, dan Direktur PT HSS.


Tak sampai di situ, Moreno juga melebarkan sayapnya ke dunia politik.


Moreno mengawali perjalanan politiknya dengan bergabung ke Partai Gerindra pada tahun 2014.


Sejak itu, ia berhasil terpilih sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) selama tiga periode berturut-turut, yaitu 2014–2019, 2019–2024, dan 2024–2029.


Selain itu, Moreno juga menjabat sebagai Ketua DPC Gerindra Kota Malang masa bhakti 2017 hingga sekarang.


Dikutip dari fraksigerindra.id, Moreno juga aktif dalam berorganisasi, salah satunya adalah Satuan Pelajar Pemuda Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila.


Sumber: Tribun

Komentar

Artikel Terkait

Rekomendasi

Heboh Yusa Cahyo Utomo Donorkan Organ Tubuh Usai Divonis Mati PN Kediri, Ini Alasan dan Sosoknya Tayang: Sabtu, 16 Agustus 2025 08:53 WIB Tribun XBaca tanpa iklan Editor: Valentino Verry zoom-inHeboh Yusa Cahyo Utomo Donorkan Organ Tubuh Usai Divonis Mati PN Kediri, Ini Alasan dan Sosoknya Tribunjatim.com/Isya Anshari A-A+ INGIN DONOR ORGAN TUBUH - Yusa Cahyo Utomo, terdakwa pembunuh satu keluarga, divonis hukuman mati oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Rabu (13/8/2025) siang. Yusa mengaku menyesali perbuatannya dan berkeinginan menyumbangkan organ tubuhnya kepada sang keponakan yang masih hidup, sebagai bentuk penebusan kesalahan. WARTAKOTALIVE.COM, KEDIRI - Jika seorang terdakwa dijatuhi vonis mati biasanya tertunduk lesu, ada pula yang menangis. Lain halnya dengan Yusa Cahyo Utomo, terdakwa kasus pembunuhan satu keluarga di Kediri, Jawa Timur. Tak ada penyesalan, bahkan dia sempat tersenyum kepada wartawan yang mewancarainya usai sidang vonis oleh Pengadilan Negeri Kabupaten Kediri, Rabu (13/8/2025). Dengan penuh percaya diri, Yusa Cahyo Utomo ingin mendonorkan organ tubuhnya usai dijatuhi vonis mati oleh majelis hakim. Baca juga: Alasan Pembunuh Satu Keluarga Tak Habisi Anak Bungsu, Mengaku Kasihan Saat Berusaha Bergerak Tentu ini cukup aneh, namun niat Yusa Cahyo Utomo ini ternyata ada makna yang besar. Donor organ tubuh adalah proses yang dilakukan untuk menyelamatkan atau memperbaiki hidup penerima organ yang mengalami kerusakan atau kegagalan fungsi organ. Biasanya, orang akan secara sukarela menyumbangkan organ tubuhnya untuk ditransplantasikan kepada orang lain yang membutuhkan. Saya berpesan, nanti di akhir hidup saya, bisa sedikit menebus kesalahan ini (membunuh) dengan menyumbangkan organ saya, ucapnya dilansir TribunJatim.com. Baca juga: Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri Ternyata Masih Saudara Sendiri, Ini Motfinya Kalau saya diberikan hukuman mati, saya siap menyumbangkan semua organ saya, apapun itu, imbuhnya. Yusa Cahyo Utomo merupakan warga Bangsongan, Kecamatan Kayen, Kabupaten Kediri. Ia adalah seorang duda cerai dengan satu anak. Yusa merupakan pelaku pembunuhan terhadap satu keluarga di Dusun Gondang Legi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, pada Desember 2024. Yusa menghabisi nyawa pasangan suami istri (pasutri) Agus Komarudin (38) dan Kristina (34), beserta anak sulung, CAW (12). Anak bungsu korban, SPY (8), ditemukan selamat dalam kondisi luka serius. Yusa mengaku ia tak tega menghabisi nyawa SPY karena merasa kasihan. Tersangka meninggalkannya dalam kondisi bernapas. Alasannya dia merasa kasihan pada yang paling kecil, ungkap AKP Fauzy Pratama yang kala itu menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Kediri, masih dari TribunJatim.com. Hubungan Yusa dengan korban Kristina adalah kakak adik. Pelaku merupakan adik kandung korban. Namun, sejak kecil, Yusa diasuh oleh kerabat lainnya di Bangsongan, Kecamatan Kayen. Selama itu, Yusa tak pernah mengunjungi keluarganya yang ada di Pandantoyo, Kecamatan Ngancar. Dikutip dari Kompas.com, motif Yusa menghabisi Kristina dan keluarganya karena masalah utang dan rasa sakit hati. Yusa memiliki utang di sebuah koperasi di Kabupayen Lamongan sebanyak Rp12 juta dan kepada Kristina senilai Rp2 juta. Karena Yusa tak memiliki pekerjaan dan utangnya terus menumpuk, ia pun memutuskan bertemu Kristina untuk meminjam uang. Kristina menolak permintaan Yusa sebab sang adik belum melunasi utang sebanyak Rp2 juta kepadanya. Penolakan itu kemudian memicu rasa sakit hati bagi Yusa hingga merencanakan pembunuhan terhadap Kristina dan keluarganya. Buntut aksi kejamnya, Yusa tak hanya divonis mati, pihak keluarga juga enggan menerimanya kembali. Sepupu korban dan pelaku, Marsudi (28), mengungkapkan pihak keluarga tak akan menerima kepulangan Yusa. Keluarga sudah enggak mau menerima (jika pelaku pulang), ungkapnya. Kronologi Pembunuhan Rencana pembunuhan oleh Yusa Cahyo Utomo terhadap Kristina dan keluarganya berawal dari penolakan korban meminjami uang kepada pelaku, Minggu (1/12/2024). Sakit hati permintaannya ditolak, Yusa kembali ke rumah Kristina pada Rabu (4/12/2024) dini hari pukul 3.00 WIB. Ia menyelinap ke dapur di bagian belakang rumah dan menunggu Kristina keluar. Saat Kristina keluar, Yusa lantas menghabisi nyawa kakak kandungnya itu menggunakan palu. Suami Kristina, Agus, mendengar suara teriakan sang istri dan keluar untuk mengecek. Nahas, Agus juga dibunuh oleh Yusa. Aksi Yusa berlanjut dengan menyerang anak Kristina, CAW dan SPY. Namun, ia membiarkan SPY tetap hidup sebab merasa kasihan. Usai melancarkan aksinya, Yusa membawa barang berharga milik korban, termasuk mobil dan beberapa telepon genggam. Ia kemudian kabur ke Lamongan dan berhasil ditangkap pada Kamis (5/12/2025). Atas perbuatannya, Yusa dijatuhi vonis mati buntut pembunuhan berencana terhadap Kristina dan keluarga. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Yusa Cahyo Utomo dengan hukuman mati, kata Ketua Majelis Hakim, Dwiyantoro dalam sidang putusan yang berlangsung di Ruang Cakra Pengadilan Negeri Kabupaten Kediri, Rabu (13/8/2025), pukul 12.30 WIB, masih dikutip dari TribunJatim.com.

Terkini