Shein dan Temu Dilarang? Dampak & Kontroversi di Eropa Terungkap

- Rabu, 12 November 2025 | 17:35 WIB
Shein dan Temu Dilarang? Dampak & Kontroversi di Eropa Terungkap

Shein dan Temu di Eropa: Antara Harga Murah dan Kontroversi Regulasi

Pembukaan butik pertama Shein di Paris pekan lalu menuai reaksi beragam. Di tengah kerumunan pembeli yang antusias, muncul protes keras dari berbagai pihak. Toko fisik yang berlokasi di department store BHV Marais ini tak hanya menyentuh sensitivitas industri mode Prancis, tetapi juga memicu perdebatan tentang dampak platform e-commerce China di Eropa.

Model Bisnis yang Mengundang Kritik

Shein dan Temu, meski memiliki perbedaan model bisnis, sama-sama menghadapi kritik pedas. Isu yang kerap disorot meliputi produk tiruan, praktik pemasaran agresif, kondisi kerja yang buruk, hingga barang yang tidak memenuhi standar keamanan. Namun, daya tarik harga murah dan variasi produk yang luas tetap menjadi magnet kuat bagi konsumen Eropa.

Faktor kunci yang menguntungkan kedua platform ini adalah aturan bea impor Uni Eropa untuk paket bernilai di bawah €150. Celah regulasi ini memungkinkan masuknya miliaran barang murah dari China tanpa dikenakan bea masuk. AS telah menutup celah serupa untuk paket di bawah $800, sementara UE diperkirakan akan menerapkan aturan serupa pada 2028.

Tsunami Paket dan Dampak Lingkungan

Data terbaru mengungkap skala masif impor paket bernilai rendah ke Uni Eropa. Pada 2024, sekitar 4,6 miliar barang diimpor ke UE - angka yang meningkat dua kali lipat dibanding 2023. Dari 12 juta paket yang masuk setiap hari, 91% berasal dari China.

Kelompok lingkungan hidup mengkhawatirkan beberapa dampak negatif:

  • Limbah pakaian dari fast fashion murah
  • Sampah plastik dan kardus kemasan
  • Emisi karbon dari pengiriman udara
  • Produk yang tidak bisa dikembalikan atau didaur ulang

Masalah Keamanan Produk yang Mengkhawatirkan

Pengujian terbaru oleh Stiftung Warentest mengungkap fakta mencengangkan. Dari 162 barang yang dibeli melalui Temu dan Shein, 110 produk tidak memenuhi standar UE. Sekitar seperempat barang bahkan berpotensi membahayakan konsumen dengan kandungan seperti:


Halaman:

Komentar