Selain ancaman jangka pendek, Sollfrank juga mengonfirmasi peringatan lama NATO tentang potensi serangan skala penuh. Menurut analisisnya, Rusia berpotensi melancarkan serangan besar-besaran terhadap aliansi yang kini beranggotakan 32 negara tersebut paling cepat pada tahun 2029, jika modernisasi dan upaya persenjataannya terus berlanjut tanpa hambatan.
Klaim ini bertolak belakang dengan pernyataan Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang terus-menerus membantah memiliki niat agresif terhadap NATO. Putin berargumen bahwa invasi ke Ukraina pada 2022 adalah tindakan defensif untuk menghadapi ekspansi NATO yang ia anggap mengancam.
Kekuatan Militer Rusia yang Masih Utuh
Dalam wawancara di markasnya di Berlin, Sollfrank mengungkapkan analisis mendalam tentang kondisi militer Rusia. Meskipun mengalami kerugian signifikan dalam konflik di Ukraina, Angkatan Udara Rusia dinilai masih mempertahankan kekuatan tempur yang substansial. Lebih penting lagi, kemampuan strategisnya, termasuk kekuatan nuklir dan sistem rudal, dilaporkan tetap utuh dan tidak terpengaruh oleh perang.
Peringatan dari Jerman ini menyoroti pentingnya kewaspadaan kolektif dan kesiapan militer negara-negara NATO dalam menghadapi dinamika keamanan global yang terus berubah.
Artikel Terkait
Bahlil Lahadalia: Jasa Soeharto & Usulan Gelar Pahlawan Nasional
Krisis Air Teheran: Presiden Iran Ancam Evakuasi Ibu Kota Akibat Kekeringan
Polda Metro Jaya Beri Pendampingan Psikologis Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta
Rob Jetten, 38 Tahun, Resmi Jadi PM Termuda Belanda Usai Kalahkan Geert Wilders