Ceritanya sendiri memang menarik. Mengisahkan dua dukun muda yang direkrut keluarga kaya untuk menangkal teror arwah leluhur. Mereka lalu bekerja sama dengan seorang ahli bedah mayat untuk menggali sebuah makam di desa terpencil. Alur misterinya berhasil membuat penonton terpaku.
Lalu, Mengapa Pasar Indonesia Jadi Sasaran?
Dalam kesempatan yang sama, Ssun Kim juga membeberkan alasan strategis di balik fokus industri film Korea ke Indonesia. Pertama, soal angka. "Indonesia memiliki populasi yang sangat besar dan demografi muda. Anda tahu populasi Indonesia mencapai lebih dari 286 juta. Itu berarti ini adalah populasi terbesar keempat di dunia," paparnya.
Faktor kedua adalah konektivitas. Pertumbuhan pengguna internet di sini sangat pesat, mencapai sekitar 80,5% dari total populasi. "Berdasarkan populasi itu, lebih dari 80% penduduk bisa menggunakan internet. Itu angka yang sangat besar dibandingkan negara lain," imbuhnya.
Dari sisi ekonomi, Indonesia juga dilihat punya pertumbuhan yang cepat. Daya beli masyarakat dinilai semakin meningkat, yang artinya mereka lebih mampu untuk berlangganan layanan streaming atau membeli tiket bioskop.
Terakhir, dan ini mungkin yang paling krusial, adalah karakter audiensnya. "Banyak dari mereka mengonsumsi, membagikan, dan mendiskusikan konten media. Jadi ini adalah proporsi yang sangat, sangat aktif di pasar Indonesia," tutur Ssun.
Generasi muda Indonesia, terutama milenial dan Gen Z, punya peran besar. Mereka aktif berbagi dan mendiskusikan konten di media sosial. Bagi para pemasar, keterlibatan seperti ini tentu sangat berharga. Inilah yang membuat pasar Indonesia begitu menarik untuk disasar.
Artikel Terkait
Kobaran Api Tak Terkendali Hanguskan Ratusan Kios di Pasar Lemahabang
Mantan Jaksa Agung Nigeria Hadapi Dakwaan Pencucian Rp 99,3 Miliar
Polisi dan Warga Rokan Hulu Awali Tahun Baru dengan Dzikir Bersama
Rumah Peninggalan Orang Tua Hanyut Diterjang Banjir Bandang di Sukabumi