Tak heran, reaksi warganet pun bergemuruh. Aksi wanita itu dicap nekat dan egois, karena dinilai membahayakan bukan hanya dirinya sendiri, tapi juga orang lain di sekitarnya, termasuk anak kecil itu dan pengunjung lain.
Soal sanksi, Danang menyebut pihaknya masih mendalami kasus ini. "Kejadiannya kapan, masih kita investigasi. Manajemen akan meninjau dulu pelanggarannya, sebelum kami memberikan sanksi," jelasnya.
"Sanksi dari kami saat ini masih dalam proses investigasi ya. Untuk sanksinya nanti diinformasikan lebih lanjut," tambah Danang.
Sebenarnya, aturan utama ini sudah disosialisasikan berulang kali. Menurut Danang, larangan untuk turun dari kendaraan disampaikan langsung oleh petugas, lewat papan peringatan di sepanjang jalur safari, dan berbagai materi informasi lainnya. Semua itu demi satu hal: keselamatan pengunjung dan tentunya kesejahteraan satwa.
Di sisi lain, TSI sebenarnya menyediakan cara aman bagi pengunjung yang ingin berinteraksi dengan satwa. "Untuk interaksi dengan satwa kami memiliki feeding red panda, binturong, kanguru, penguin, jerapah, gajah, singa, burung, dan sebagainya," imbuhnya.
Jadi, sebenarnya ada mekanisme yang sudah disiapkan. Tinggal bagaimana pengunjung mematuhinya. Sayangnya, seperti yang terjadi dalam video viral itu, satu momen kelalaian bisa memicu risiko besar dan pergunjingan yang luas.
Artikel Terkait
Pramono Anung Ingatkan CPNS DKI: Integritas Kunci Utama, Korupsi Berarti Pemberhentian
STC Tolak Ultimatum Saudi: Takkan Mundur dari Tanah Kami
Fahri Hamzah Usulkan Lembaga Khusus untuk Genjot Hunian Sosial
Nahas di Tanjakan Flyover Mbah Priok, Pengendara Motor Tewas Tertabrak Trailer