Selain untuk kepentingan manajerial, Polri juga punya Assessment Center untuk bidang teknis. Namanya Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang berada di bawah Lemdiklat. Di sini, ada 455 asesor bersertifikasi BNSP yang siap bekerja.
“Jadi, selain jabatan manajerial, kami juga meng-assess jabatan teknis. Seperti penyidik, SDM, penyidik laka lantas, dan lain-lain,” terang Anwar.
Intinya, penggunaan Assessment Center ini bertujuan memotret kompetensi manajerial Polri. Semua demi penerapan merit system dan penyiapan manajemen talenta yang punya kompetensi ganda: manajerial dan teknis.
Hingga saat ini, Assessment Center sudah diikuti oleh 2.170 personel, baik di tingkat Mabes maupun Polda. Mereka yang dinilai mencakup jabatan seperti kapolres, irwasda, direktur polda, karo SDM, hingga kepala bidang. Bahkan kerja sama dengan kementerian/lembaga lain juga sudah jalan, dengan 1.848 orang ikut dalam penjaringan.
“Assessment Center ini juga dipakai untuk seleksi calon peserta pendidikan pengembangan. Sebanyak 1.031 personel ikut tes pengetahuan manajerial untuk mengukur kesiapan mereka,” ungkap Anwar.
Pada akhirnya, pengembangan Assessment Center Polri ini bukan cuma soal internal. Ini adalah bentuk implementasi nyata untuk mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya poin keempat: memperkuat SDM, sains, teknologi, pendidikan, dan isu-isu kesetaraan.
Artikel Terkait
Tragedi Medan: Anggota DPR Soroti Bahaya Konten Digital Tanpa Pendampingan
Polisi Bongkar Jaringan Narkoba untuk Pesta Malam Tahun Baru di Serang
19,5 Ton Bawang Ilegal Digagalkan Polairud di Perairan Pelalawan
Presiden Iran Tawarkan Dialog di Tengah Aksi Mogok dan Rial yang Terjun Bebas