"Sementara KPK nggak pernah berani," tambah Boyamin. "Mereka cuma berani soal OTT yang berkaitan dengan suap."
Di matanya, capaian KPK sepanjang 2025 terkesan sekadar pencitraan, agar terlihat bekerja. Angka-angka penindakan yang mereka sodorkan dinilai tak layak dibanggakan. Bahkan, posisi KPK kini diibaratkannya cuma sebagai "penonton" yang menyaksikan kehebatan Kejagung.
"Memang kemarin ada jaksa nakal yang harus diproses," imbuhnya. "Tapi kesannya jadi lain. Alih-alih menyaingi Kejagung yang gencar mengejar kasus besar, KPK malah sibuk menangkapi jaksa. Seolah-olah hanya ingin menunjukkan, 'oh, jaksa juga ada boroknya loh'."
Sebelumnya, seperti dilaporkan media, KPK memang telah memaparkan laporan kinerjanya. Wakil Ketua KPK, Fitroh Rohcahyanto, menyebut lembaganya telah melakukan 11 operasi tangkap tangan sepanjang tahun ini.
"Ada 11 penangkapan para terduga pelaku tindak pidana korupsi, atau yang lazim dikenal di masyarakat sebutan OTT, yang KPK lakukan tahun ini," jelas Fitroh dalam konferensi pers di gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (22/12).
Namun begitu, angka itu rupanya belum cukup untuk meredam kritik. Pertanyaan besar masih menggantung: apakah KPK akan bangkit dan benar-benar memburu 'ikan-ikan besar' di tahun mendatang? Waktulah yang akan menjawab.
Artikel Terkait
Polres Jakpus Kerahkan 52 Personel Amankan Gereja Jelang Natal 2025
KPK Buru Dalang Penghapusan Percakapan dalam Kasus Suap Bupati Bekasi
Ruas Tol Fungsional Dibuka, Mudik Nataru 2025 Dijanjikan Lebih Lancar
Sidang Nadiem Makarim Kembali Ditunda, Dokter Pastikan Butuh 21 Hari Pemulihan