"Saya memohon bantuan tenda, kasur, dan selimut yang layak. Saya ingin anak-anak saya memiliki pakaian yang pantas," tuturnya dengan suara lirih. "Saya tidak punya siapa-siapa lagi untuk dimintai tolong."
Organisasi kemanusiaan internasional telah berulang kali mendesak Israel mencabut pembatasan bantuan ke Jalur Gaza. Namun, pemerintah Israel tetap memberlakukan pembatasan ketat meskipun telah ada kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas yang berlaku sejak 10 Oktober.
Data terbaru menunjukkan sekitar 260.000 keluarga Palestina di Gaza berada dalam kondisi rentan menghadapi musim dingin. UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina, mengonfirmasi memiliki persediaan tempat tinggal yang cukup untuk membantu 1,3 juta warga, namun tidak dapat mendistribusikannya akibat pembatasan Israel.
Komisioner UNRWA Philippe Lazzarini menekankan bahwa pengiriman bantuan menjadi semakin kritis karena musim dingin tahun ini bertepatan dengan krisis pengungsian terparah di Gaza. "Para pengungsi kini menghadapi musim dingin yang keras tanpa perlindungan memadai dari hujan dan hawa dingin," ungkapnya dalam pernyataan resmi.
Artikel Terkait
Bayi Perempuan Ditemukan Hidup dalam Kantong Belanja di Cipayung, Jakarta Timur
Kisah Haru Deni Apriadi, MUA Lombok Tuli yang Viral sebagai Sister Hong, Berjuang dari Bullying hingga Putus Sekolah
Modus Polisi Palsu: Pasangan Suami Istri Curi Mobil di Jakarta Timur
Kasus Bullying Tangerang Selatan: Polres Tangsel Usut Tuntas Meninggalnya Pelajar MH (13)