Presiden Prabowo Beri Rehabilitasi Guru & Dorong Transformasi Pendidikan Indonesia
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, telah mengambil langkah strategis dengan menggunakan hak rehabilitasi negara. Langkah ini bertujuan memulihkan harkat, martabat, serta hak kepegawaian dua orang guru berdedikasi asal Luwu Utara, yaitu Abdul Muis dan Rasnal. Tindakan ini dinilai sebagai wujud nyata dari komitmen pemerintah dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh lapisan masyarakat.
Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta, Setyoko, menyampaikan apresiasi yang tinggi. Menurutnya, pemberian rehabilitasi hukum kepada kedua guru tersebut merupakan bentuk penghormatan langsung terhadap martabat guru dan para pejuang pendidikan di daerah. Kebijakan Presiden Prabowo ini menunjukkan keberpihakan yang kuat dan nyata terhadap dunia pendidikan.
Komitmen Nyata Pemerintah untuk Pendidikan Indonesia
Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan arah kebijakan yang jelas untuk membangun generasi cerdas dan berdaya saing global. Visi besar ini diwujudkan untuk mencapai target Indonesia Emas pada tahun 2045. Berbagai program dan kebijakan telah dirancang untuk menyentuh kebutuhan mendasar masyarakat di sektor pendidikan.
Bukti konkret dari komitmen ini adalah pengalokasian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pendidikan pada tahun 2026 yang mencapai Rp757,8 triliun. Angka ini merupakan salah satu yang terbesar dalam sejarah bangsa. Dana tersebut akan difokuskan pada beberapa program prioritas, seperti:
- Memperluas akses pendidikan berkualitas ke seluruh penjuru Nusantara.
- Melakukan perbaikan menyeluruh terhadap fasilitas sekolah yang rusak.
- Mengimplementasikan smartboard sebagai bagian dari transformasi digital di dunia pendidikan.
Artikel Terkait
Staycation Berujung Bui: Pria Singapura Dihukum 12 Minggu Usai Habiskan Uang Transfer Keliru
Polda Riau Catat Penurunan Kriminalitas, Ungkap Kasus Beras Oplosan hingga Judi Online Miliaran
Inara Rusli Cabut Laporan Polisi, Kedua Kelas Sudah Berdamai
Eddy Soeparno Soroti Paradoks Energi: Negeri Kaya Sumber Daya, Tapi Masih Impor