Budaya Sebagai Fondasi Masa Depan Berkelanjutan di Kawasan Pasifik
Kementerian Kebudayaan menegaskan peran strategis budaya sebagai pondasi untuk membangun masa depan yang berkelanjutan, baik dari aspek ekonomi maupun lingkungan. Melalui forum Indonesia-Pacific Cultural Synergy (IPACS), para pemimpin dan praktisi dari berbagai negara mendorong kolaborasi kreatif yang berakar pada kearifan lokal.
Strategi Kolaborasi Budaya 4 Pilar
Forum yang diselenggarakan di Kupang ini mengusung tema 'Reinventing the Future: Harnessing the Power of Culture For Environmental and Economic Sustainability'. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno, memperkenalkan empat elemen strategis kolaborasi budaya di kawasan Pasifik:
- Co-create: Penciptaan bersama melalui seni dan budaya
- Co-train: Penguatan kapasitas para kreator dan pelaku budaya
- Co-market: Pengembangan jejaring ekonomi budaya yang luas
- Co-protect: Perlindungan warisan budaya dan memastikan manfaat kembali ke komunitas asal
Menurut data UNESCO Cultural and Creative Industry Outlook 2023, sektor budaya dan industri kreatif memberikan kontribusi signifikan dengan menyumbang 3,1% terhadap PDB global dan menyerap 6,2% tenaga kerja dunia. Di Indonesia, ekonomi kreatif telah berkontribusi sekitar 94 juta dolar AS dan mendukung 26 juta pekerja di berbagai bidang seperti seni, fesyen, dan kuliner.
Tradisi Sebagai Blueprint Keberlanjutan
Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Samoa, dan Tonga, Tantowi Yahya, dalam paparannya 'Tradition as a Blueprint for Sustainability' mengungkapkan bahwa tradisi budaya yang telah bertahan selama berabad-abad memegang kunci penting bagi keberlanjutan masa kini. Beberapa contoh praktik kearifan lokal yang disebutkan antara lain:
- Sistem Sasi di Maluku dan Papua
- Raui di Kepulauan Cook
- Fa'a Samoa di Samoa
- Sistem adat penggunaan lahan di Nusa Tenggara
"Sistem-sistem tradisional ini merupakan 'teknologi hidup' yang teruji mampu menjaga keseimbangan antara alam dan masyarakat selama berabad-abad," jelas Tantowi.
Komitmen Bersama untuk Infrastruktur Kebudayaan
Menteri Kebudayaan, Warisan Budaya, dan Seni Republik Fiji, Ifereimi Vasu, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga internasional untuk memperkuat infrastruktur kebudayaan. Ia menyoroti tiga komitmen utama yang perlu dijalankan:
Artikel Terkait
Pelatihan Ulang Sopir Mikrotrans JakLingko: Solusi Atas Keluhan Penumpang
Kasus Perampokan Driver Taksi Online Tewas di Tol Jagorawi: Pelaku Ditangkap, Poliri Gelar Konferensi Pers
Pohon Tumbang di Jalan Malabar Bogor Ringsekkan Mobil Parkir, Begini Kronologinya
Mayat Laki-Laki Ditemukan di Saluran Irigasi Cijaku Lebak, Diduga Berusia 50 Tahun