Venezuela memang memiliki cadangan minyak terbesar dunia, namun sebagian besar sulit dieksploitasi tanpa teknologi tinggi. Perusahaan minyak AS seperti Chevron justru masih beroperasi di Venezuela melalui kerja sama langsung dengan pemerintahan Maduro.
5. Realitas Perlawanan Rakyat Venezuela
Seruan "biar Venezuela selesaikan sendiri" mengabaikan fakta bahwa rakyat telah mencoba berbagai cara: protes besar, referendum, hingga pemilu. Namun semua upaya dibungkam rezim, termasuk pembatalan kemenangan oposisi di parlemen tahun 2015.
6. Ancaman Perang: Retorika vs Realitas
Meski Maduro sering mengumandangkan kesiapan perang, milisi "pasukan rakyat" sebagian besar terdiri dari warga sipil tua pendukung Chávez. Analis meyakini militer Venezuela tidak akan bertahan lama dalam konflik bersenjata.
7. Perbandingan dengan Irak dan Afghanistan yang Keliru
Kekhawatiran Venezuela akan menjadi Irak atau Afghanistan baru dinilai berlebihan. Berbeda dengan kedua negara tersebut, Venezuela tidak memiliki konflik etnis atau agama mendalam dan pernah memiliki demokrasi stabil selama puluhan tahun.
Kesimpulan: Narasi Media yang Sering Mengaburkan Fakta
Menurut pengamat, banyak media internasional terlalu cepat menilai dan keliru membaca situasi Venezuela. Dalam upaya melawan narasi Trump, mereka justru melunakkan wajah rezim Maduro. Krisis Venezuela sebenarnya tentang kekuasaan yang ditopang jaringan korupsi dan militer bayangan - bukan sekadar persoalan politik biasa.
Artikel Terkait
Wamen Sosial Serukan Solidaritas di Magelang, Tegaskan Bantuan Tak Harus Selalu Materi
Gubernur Pramono Tantang Persija: Harus Juara Sebelum Jakarta 500 Tahun!
Amien Rais Tantang Prabowo: Berani Jewer Oligarki, Termasuk Adik Sendiri?
Langit Merah Darah di Panimbang Bikin Warga Heboh, BMKG Beri Penjelasan