Keluarga yang melihat keadaannya langsung merekam kondisi fisiknya sebagai bukti.
Video tersebut menyebar di kalangan warga dan memicu kemarahan.
Pada Jumat (18/7/2025), puluhan warga Desa Jonggon, termasuk tokoh agama dan masyarakat, mendatangi Markas Kompi Brimob di Kelurahan Loa Ipuh Darat, Tenggarong, untuk meminta klarifikasi.
Namun, situasi memanas dan bentrokan tak terhindarkan. Sebanyak 18 hingga 19 warga dilaporkan mengalami luka-luka dan harus dirawat.
Respons Kepolisian
Kapolda Kalimantan Timur, Irjen Pol Endar Priantoro, membenarkan adanya tindakan kekerasan oleh anggotanya dan menegaskan bahwa proses hukum terhadap pelaku tetap berjalan.
“Kita bertanggung jawab atas pengobatan dan biaya rumah sakit korban,” ujar Irjen Endar.
Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi dan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada proses hukum.
Saat ini, Propam dan Korps Brimob masih menyelidiki jumlah personel yang terlibat serta motif di balik tindakan kekerasan tersebut.
Sumber: Tribunnews
Artikel Terkait
Empat Pejabat KPU Tanjung Balai Ditahan, Dana Hibah Rp16 Miliar Digelembungkan
Drone ELN Gempur Pangkalan Militer, Tujuh Prajurit Kolombia Tewas
Polri Siagakan Deteksi Dini dan Pukul Duluan untuk Amankan Natal dan Tahun Baru
Kalbar Digoyang 31 Kali Gempa dalam 14 Tahun, Ketapang Paling Sering Bergetar