Trump dan Netanyahu: Lima Pertemuan, Satu Pesan Kekebalan Hukum

- Rabu, 31 Desember 2025 | 06:40 WIB
Trump dan Netanyahu: Lima Pertemuan, Satu Pesan Kekebalan Hukum

Ketika Washington bilang "pahlawan," semakin sulit bagi siapa pun untuk menyebut "kriminal."

Ketika Washington bicara "pengampunan," akuntabilitas jadi terasa opsional.

Ketika Washington menggelar karpet merah lima kali dalam setahun, pesannya jelas pada dunia: yang berkuasa bukan hukum internasional, bukan PBB, bukan pengadilan. Tapi kekaisaran.

Hukum internasional dibangun pasca kekejaman terburuk abad ke-20 dengan premis sederhana: beberapa kejahatan begitu berat, sehingga pemimpinnya tak boleh bersembunyi di balik politik. Kejahatan perang. Kejahatan terhadap kemanusiaan. Genosida. Intinya, tak boleh lagi ada dalih "dia orang kita, jadi dia kebal."

Apa yang Trump lakukan kemarin memperlakukan seluruh kerangka moral itu seperti lelucon belaka.

Itulah sebabnya Netanyahu terasa seperti Presiden-nya Trump. Trump tidak bersikap seperti sedang bertemu pemimpin asing yang perlu dibujuk. Dia bersikap seperti bertemu mitra yang agendanya akan didukung Amerika. Ancaman Iran diperkuat. Gaza cuma jadi "rencana." Akuntabilitas dianggap gangguan. Dan momen berfoto dijadikan kenyataan.

Pola ini sudah kita saksikan bertahun-tahun: AS memberi Israel senjata, uang, perlindungan diplomatik, hak veto, dan kini panggung untuk rehabilitasi kampanye. Lalu Amerika pura-pura terkejut ketika lembaga dunia tak bisa menghentikan apa yang terjadi.

Anda tak bisa menghentikan mesin yang justru Anda isi bahan bakarnya.

Saya harus katakan ini sejelas-jelasnya: hubungan ini bukan tentang keselamatan Amerika. Ini tentang kekuatan Amerika yang dipakai untuk menjamin impunitas Israel. Ini tentang politisi di Washington baik Republikan maupun Demokrat yang memilih konsensus bipartisan paling gampang: melindungi kepemimpinan Israel. Tak peduli berapa banyak mayat bergelimpangan, tak peduli putusan pengadilan, tak peduli teriakan dunia.

Kalau Anda ingin paham mengapa Gaza mengalami semua ini selama lebih dari dua tahun, lihatlah jabat tangan itu. Lihatlah pujian itu. Dengarkan pembicaraan tentang pengampunan. Hitunglah lima pertemuan dalam setahun.

Itulah strukturnya. Itulah kekuatannya. Itulah izinnya.

Dan saya minta Anda untuk terus menolaknya.


Halaman:

Komentar