Sementara di Sumatera Utara, kerusakan melanda 19 wilayah. Fokus penanganan di sini sedikit berbeda, lebih diarahkan pada rehabilitasi fasilitas publik yang rusak, seperti pusat kesehatan, sekolah, dan tempat ibadah. Personel yang dikerahkan sekitar 2.550 orang dengan bantuan logistik mencapai 1.236 ton.
Adapun di Sumatera Barat, selain bantuan logistik hampir 900 ton, Polri mengirimkan alat berat dan ribuan personel untuk mempercepat pemulihan di 16 kota dan kabupaten yang terdampak.
“Secara total, ada sekitar 6.000-an ton bantuan kemanusiaan yang kami distribusikan ke tiga wilayah terdampak bencana di Sumatera,” ujar Fadil.
Namun begitu, bantuan tak berhenti pada sembako dan air bersih. Layanan kesehatan jadi prioritas lain. Lebih dari seribu personel tenaga kesehatan dan tim DVI bekerja, didukung puluhan unit ambulans yang berjaga. Hampir 38 ribu warga di posko-posko pengungsian telah mendapat pelayanan medis gratis.
Inovasi teknologi juga dimanfaatkan. Untuk menjangkau daerah terisolasi, Polri menyebar 86 unit Starlink. Sebanyak 36 titik di antaranya ada di Aceh.
“Di lokasi yang terisolasi, komunikasi sangat krusial,” jelas Fadil mengenai langkah ini.
“Agar masyarakat bisa tetap terhubung dengan keluarga serta membantu memonitor kebutuhan dari waktu ke waktu secara presisi. Teknologi kami gunakan sepenuhnya untuk kemanusiaan.”
Dukungan lain terus mengalir. Puluhan kendaraan dapur lapangan dikerahkan untuk menyediakan makanan hangat setiap hari. Tak lupa, pasukan siaga bencana dari Brimob juga ditambah untuk memperkuat pengamanan dan proses evakuasi di titik-titik krisis. Semua upaya ini, pada akhirnya, bertujuan mengembalikan sedikit rasa normalitas bagi mereka yang kehilangan.
Artikel Terkait
MA Bentuk Pansel, Cari Pengganti Hakim Konstitusi yang Pensiun 2026
INDEF Soroti Ekonomi 2025: Pertumbuhan Tersandera, Anggaran Prioritas Dipertanyakan
MA Jatuhkan Sanksi ke 85 Hakim Sepanjang 2025, Ribuan Aduan Masyarakat Ditindaklanjuti
Denda Tilang DIY Anjlok Drastis, Polisi Beralih ke Teguran