Ingat respons dingin Hasan Nasbi soal teror terhadap Tempo di awal 2025? Itu yang akhirnya berujung pada pengunduran dirinya dari kursi Kepala PCO.
Belum lagi gaya bicara beberapa menteri yang kerap menimbulkan polemik. Bahlil Lahadalia dan Natalius Pigai, misalnya. Alih-alih mencitrakan pemerintahan dengan baik, ucapan mereka malah memantik kemarahan publik dan warganet.
Presiden Prabowo sendiri sebenarnya sudah mengakui kegagalan ini. Di hari ke-150 pemerintahannya, dia berterus terang.
Sayangnya, pengakuan itu tak diikuti dengan perbaikan yang berarti. Komunikasi publik malah terasa semakin kacau.
Pemerintah terlihat menutup telinga dari kritik. Dan yang paling menyakitkan, respons yang lamban terhadap bencana di Sumatra membuktikan satu hal: tidak ada perubahan nyata. Janji-janji perbaikan itu seperti ikut terendam banjir, hilang begitu saja.
Artikel Terkait
Helikopter TNI Turunkan Bantuan Pangan, Huntara Dibangun untuk Korban Bencana Aceh dan Sumbar
Kim Jong-un Percepat Ambisi Rudal, Kunjungan ke Pabrik Amunisi Jadi Sinyal Keras
Tiga Pilar Utama yang Menguatkan Hubungan Sesama
Musim Hujan Datang, Warga Gaza Terjebak di Antara Tenda Bocor dan Bangunan Runtuh