Beberapa foto yang beredar memperlihatkan bagaimana ekskavator dan kendaraan pendukung harus bergerak bergantian. Ini bukan cuma soal efisiensi, tapi lebih untuk menjaga keselamatan semua orang yang terlibat. Nah, kenapa pesantren jadi prioritas? Tujuannya sederhana: agar kegiatan mengaji dan ibadah ratusan santri bisa kembali normal secepatnya.
Menurut sejumlah saksi, secara umum prosesnya berjalan lancar. Hampir tak ada kendala yang berarti. Kunci utamanya cuma satu: koordinasi yang solid dan disiplin kerja seluruh unsur di lapangan.
Di sisi lain, pembersihan malam itu hanyalah satu bagian dari rangkaian panjang pemulihan pascabencana. Fokusnya jelas: memulihkan transportasi, mengamankan lingkungan, dan yang tak kalah penting, mengembalikan denyut kehidupan sosial-keagamaan masyarakat.
Pemerintah bersama berbagai pihak terkait mengaku akan terus melanjutkan proses ini setahap demi setahap. Mereka berjanji akan responsif terhadap kebutuhan warga. Harapannya, jalan nasional bisa sepenuhnya pulih dan aktivitas di Pesantren Darul Mukhlisin kembali berdenyut seperti sedia kala. Malam itu, di antara lumpur dan kegelapan, semangat untuk bangkit justru terasa sangat terang.
Artikel Terkait
Ayam Bersyahadat dan Pelajaran Toleransi di Hutan Kalimantan
Indonesia Serukan Penahanan Diri Jelang Eskalasi di Yaman Selatan
Aksi Pedang Samurai Gerebek Silaturahmi Natal di Minahasa
Gempa 6,6 SR Guncang Taiwan, BMKG Pastikan Tak Ada Ancaman Tsunami di Indonesia