Sementara itu, Titiek Hediati Soeharto menyoroti dampak langsung program ini bagi kesejahteraan para pekerja lanjut usia.
“Kami ingin para pembecak tetap sehat, tetap bekerja, dan tetap tersenyum,” katanya.
Respon dari penerima pun sangat positif. Supardi, pembecak asal Kota Yogyakarta, mengaku pekerjaannya jadi jauh lebih ringan. Pengakuan serupa datang dari Dalijo, yang sehari-hari mangkal di Pandak.
“Tinggal ngulir, langsung jalan,” ucap Dalijo singkat, menggambarkan kemudahan yang ia rasakan.
Di balik semua ini, program becak listrik merupakan bagian dari kebijakan nasional yang dijalankan Presiden Prabowo melalui Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional, berkolaborasi dengan Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan. Targetnya ambisius: 10 ribu unit pada 2025 dan melonjak jadi 30 ribu unit setahun setelahnya, dengan prioritas utama untuk penarik becak lansia.
Komitmen Presiden sendiri sudah jelas. Dalam suatu kesempatan di Kota Bekasi, Prabowo menegaskan pentingnya modernisasi ini, khususnya untuk melindungi pengemudi yang sudah sepuh.
“Saya sudah siapkan nanti semua becak di seluruh Indonesia harus pakai motor listrik. Tidak boleh lagi ada pengemudi becak usianya di atas 70 tahun,” tegasnya.
“Nanti tolong para menteri pikirkan rencananya. Pokoknya Indonesia akan bangkit bersama-sama menuju Indonesia yang hebat, Indonesia emas.”
Artikel Terkait
Jaringan Komunikasi Aceh Tamiang Mulai Pulih, Starlink Dikerahkan ke RSUD
Bencana Sunyi: Ketika Gosip Selebriti Menenggelamkan Isu Lingkungan
Banjir Susulan Landa Agam, OMC Digelar untuk Tekan Hujan di Hulu
Seratus Personel Brimob Sumsel Bergerak Darat ke Gayo Lues Bantu Korban Bencana