Persoalan lain yang disinggung adalah penanganan korban jiwa. Menurut Rizieq, ada laporan ke Presiden yang menyatakan semua korban meninggal sudah dikubur. "Nanti lapor lagi, 'Pak Presiden, semua mayat sudah diurus, sudah dikubur, nggak ada mayat lagi'. Presiden percaya, 'Oh kalau gitu sudah selesai, selesai, tidak usah ada bencana nasional'," bebernya.
Padahal, kondisi di lapangan masih jauh dari kata selesai. "Sementara masih banyak mayat yang belum ditemukan sampai saat ini, saudara," tegasnya.
Ia juga mengungkap informasi dari ceramah sebelumnya tentang desa-desa yang tertimbun. "Yang tertimbun, tadi Habib Hanif cerita di atas mimbar, ada tiga desa. Tiga desa tuh berapa orang, saudara? Berapa KK?" ungkapnya, mencoba menggambarkan skala bencana yang mungkin belum sepenuhnya terlihat.
Di akhir, Rizieq kembali menekankan poinnya. Menetapkan status bencana nasional bukan aib yang harus ditutupi. Malah, menurut dia, pemerintah seharusnya terbuka untuk bantuan.
"Jadi sekali lagi saudara, bencana nasional nggak usah malu. Ngucapin bencana nasional malu, jangan. Kalau ngutang boleh malu. Betul? (Betul!) Ngutang triliun-triliunan nggak malu, nerima bantuan malu," pungkasnya, menutup kritiknya dengan nada yang cukup menusuk.
Artikel Terkait
Dua Warga Sipil Jadi Korban Bacok Beruntun di Dekai, Yahukimo
Islah di Tubuh NU: Jargon Politik atau Perbaikan yang Hakiki?
Bocah 11 Tahun Berburu Ular di Sawah, Hasilnya untuk Ibu dan Adik
Semeru Erupsi di Balik Kabut, Warga Diimbau Tinggalkan Radius Bahaya