Namun begitu, ada secercah harapan yang datang dari tempat lain. Dari Bethlehem, kota tempat kelahiran Yesus yang berada di Tepi Barat yang diduduki, laporan mengatakan perayaan Natal tahun ini lebih meriah. Untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun, komunitas Kristen di sana bisa bernapas lega. Perayaan sebelumnya selalu dibatasi, imbas langsung dari perang di Gaza yang tak jauh dari sana.
Malam sebelumnya, Rabu malam, Leo sudah memimpin misa Natal pertamanya. Saat itu, ia menggambarkan Natal sebagai perayaan yang memancarkan iman, kasih, dan tentu saja, harapan. Sebuah tema yang kemudian berlanjut keesokan harinya.
Dan tradisi terus berjalan. Paus dijadwalkan kembali memimpin misa pada Hari Natal ini, melanjutkan sebuah ritus yang dulu pernah digaungkan oleh Paus Yohanes Paulus II. Sebuah penghubung antara masa lalu dan sekarang, di tengah dunia yang rindu kedamaian.
Artikel Terkait
Susi Aminkan Kritik Pedas Anak Menteri: 80 Persen Pejabat Itu Maling
Prabowo Sambangi Luhut di Hari Natal, Bahas Tarif AS hingga Kemandirian Benih
Braga Macet Parah, Tapi Pesona Art Deco Tetap Jadi Magnet Wisatawan
Buronan Sindikat Narkoba DWP 2025 Serahkan Diri, Ungkap Modus Selundupkan Kokain dari Malaysia