Di tengah keramaian Lapangan Banteng, Selasa (23/12) lalu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyampaikan sebuah fakta yang menghentak. Setiap 25 menit, satu perempuan Indonesia meninggal dunia karena kanker serviks. Data itu, menurutnya, sungguh menggugah pikiran.
"Saya sebagai Gubernur Jakarta sebelumnya tidak tahu," ujarnya dengan nada serius dalam acara 'Vaksin HPV Menuju 500 Tahun Jakarta'.
"Kanker serviks masih menjadi ancaman yang serius. Tentunya data ini harus jadi pengingat bagi kita semua."
Menyikapi hal itu, Pramono langsung memberi instruksi khusus. Ia meminta Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk tidak main-main dalam menangani ancaman ini. Pencegahan dan penanganan kanker serviks harus jadi prioritas, sejalan dengan amanat undang-undang kesehatan yang baru.
"Dan untuk itu, saya akan minta Kepala Dinas Kesehatan, Bu Ani (Ani Ruspitawati) untuk kita di Jakarta betul-betul selain masalah TBC. Saya ingin untuk hal yang berkaitan dengan kanker serviks ini betul-betul ditangani secara baik," tegas Pramono.
Lalu, apa solusinya? Pramono menyoroti dua hal: vaksinasi HPV dan deteksi dini. Keduanya disebutnya sebagai langkah pencegahan yang sudah terbukti efektif. Bahkan, dengan kombinasi itu, sebagian besar kasus kanker serviks sebenarnya bisa dihindari.
Artikel Terkait
Makan Bergizi Gratis Tetap Jalan Saat Libur: Proyek atau Kepedulian?
Sidang Nadiem Tertunda Lagi, Kesehatan Jadi Alasan
Vaksin HPV Tak Lagi Eksklusif untuk Perempuan, Pria Jadi Sasaran Baru
Tongkat Komando Kodim Mimika Beralih ke Tangan Letkol Inf Redi